Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak awal April, es kepal Milo menjadi kuliner paling dicari para milenial dan generasi Z di sejumlah kota. Setelah viral, es ala jajanan pinggir jalan yang mulanya berasal dari Malaysia itu berkembang masif di pasar kuliner Indonesia. Berawal dari lapak sederhana di Kota Yogyakarta, es kepal pun kini mulai muncul dan menjamur di beberapa kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Variannya turut berkembang. Tak cuma Milo seperti yang tenar sebelumnya, kini muncul es kepal vanila dan es kepal alpukat. Bahkan belakangan ramai muncul es kepal green tea.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Surabaya menjadi kota pioner yang memunculkan varian es kekinian tersebut. Amir, salah satu pedagang es kepal, yakni Es Kepal Legit, meramu racikan berbahan bubuk green tea produksi Tanah Air.
Racikan es kepal tersebut ia ciptakan setelah berkeliling Malaysia. “Saya sempat mencoba beberapa es kepal di Malaysia,” kata Amir, yang ditemui di lapak Es Kepal Legit, Jalan Mulyosari, Kota Surabaya, Minggu, 29 April 2018.
Di Malaysia, kata Amir, para penjual es kepal lebih dulu berinovasi menciptakan beragam variasi rasa, termasuk green tea. Dari pengamatan itu, dia lantas mengaplikasikannya di lapak miliknya. “Supaya makin beragam,” ujarnya.
Es kepal green tea diproses sama seperti es kepal Milo. Mula-mula, bubuk green tea (bukan matcha) dicairkan. Lantas dicampur dengan susu kental dan komplemen rahasia lain hingga menjadi cairan yang pekat. Cairan green tea inilah yang nanti dituang ke gelas atau cup untuk menutupi seluruh bagian es serut yang sudah dikepal.
Sama dengan es kepal Milo, es kepal green tea diberi topping. Pelanggan bisa memilih topping kacang, coco chips, coco crunch, bubuk Milo, meses cokelat, meses warna-warni, atau keju.
Umumnya, sebagian pelanggan memilih topping bubuk Milo supaya sah sebutannya sebagai turunan es kepal orisinal. Sedangkan beberapa pembeli memilih topping meses warna-warni untuk kepentingan estetika saat difoto. “Supaya es kepal bagus kalau difoto, pengunjung memilih meses warna-warni,” ucap Amir.
Semangkuk es kepal green tea di Mulyosari, Surabaya. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Lantas, seperti apa rasa es kepal green tea yang diklaim legit ini?
Tempo memilih es kepal green tea dengan topping kacang. Tak lama setelah diracik, semangkuk gumpalan es berselimut cairan hijau lumut mendarat. Cairan green tea yang menyelimuti es itu meresap pelan-pelan. Warnanya memudar bersatu dengan serutan es.
Bagian kental green tea pun mengumpul di bagian dasar mangkuk. Cukup sulit untuk disendok. Penyantapnya kudu memecah esnya pelan-pelan dengan sendok supaya cairan di dasar mangkuk tersebut bisa disantap.
Setelah berhasil disendok, saat masuk mulut, kesan pertamanya rasa green tea pekat menempel di lidah. Ini adalah surga bagi penyuka teh hijau. Rasa sepat dari green tea asli tak tersaru dengan susu kental yang ditambahkan sebagai campuran racikannya.
Rasa es kepal green tea ini lebih ramah bagi lidah dibandingkan dengan es kepal Milo karena tak terlalu manis. Ada sensasi pahit dan gurih sampai tegukan terakhir. Bahkan, dalam porsi besar, es kepal green tea tak membuat enek sama sekali.
Salah satu penikmat es kepal green tea, Vivi, mengakui rasanya yang enak. “Lebih nikmat es green tea daripada Milo,” kata perempuan 21 tahun ini. Mulanya, dia mencoba es ini karena iseng.
Semangkuk besar es kepal green tea ini dibanderol Rp 15 ribu. Menurut Amir, sehari, dia bisa menjual 500 cup. “Jumlah itu termasuk green tea dan Milo,” ujarnya.