Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pakar Diet Ungkap Kesalahan Pola Makan yang Umum saat Ramadan

Pakar diet menjelaskan salah satu kesalahan yang umum selama Ramadan adalah melewatkan sahur. Apa lagi keselahan lain terkait pola makan?

28 Februari 2025 | 18.13 WIB

Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANYAK orang yang keliru terkait pola makan saat Ramadan. Tak sedikit yang makan sahur ala kadarnya, bahkan tak mengandung gizi atau tidak sahur sama sekali karena malas bangun atau enggan makan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebaliknya, waktu berbuka puasa dijadikan ajang "balas dendam" dengan makan banyak, mengonsumsi makanan tak sehat, dan tidak bergizi. Kesalahan memilih pola makan saat puasa Ramadan bisa menyebabkan rasa lesu, dehidrasi, dan beragam masalah kesehatan lain. 

Dr Lama Dalloul, pakar diet klinis di Bioniq Timur Tengah, mengatakan salah satu kesalahan selama Ramadan adalah melewatkan sahur. "Sahur untuk menyediakan energi yang dibutuhkan sepanjang hari. Melewatkannya bisa berakibat rasa lemah dan dehidrasi. Jadi, penting untuk memilih makanan seimbang kaya serat, protein, dan lemak sehat untuk menjaga level energi," kata dia, kepada Al Arabiya English pada 26 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia juga menjelaskan pentingnya hidrasi yang cukup. "Penting untuk terhidrasi dan memastikan kecukupan asupan cairan dengan baik antara buka puasa dan sahur," tutur Dalloul.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan orang yang berpuasa minum sedikitnya 10 gelas air di jam-jam tidak puasa untuk mencegah dehidrasi. Kesalahan lain yang biasa dilakukan orang saat puasa Ramadan adalah terlalu banyak mengonsumsi makanan tidak sehat, kata Dalloul.

"Memilih atau terlalu banyak makan gorengan bisa berdampak negatif pada tubuh. Penting untuk memilih makanan dengan penuh pertimbangan, tak hanya memperhatikan kuantitas tapi juga kualitas makanan yang dimakan," pesan Dalloul.

Cek Kesehatan sebelum Puasa

WHO menyarankan untuk menghindari makanan yang digoreng dan tinggi garam selama Ramadan. Kemudian, makanan manis yang biasa disantap selama Ramadan mengandung tinggi gula. WHO juga menjelaskan selama Ramadan, penting untuk memastikan tubuh mendapat cukup nutrisi. Buat yang sudah kekurangan gizi, puasa bisa memperparah kondisi.

"Karena tubuh menghemat energi ketika berpuasa, angka metabolik basal pun jadi lebih efektif. Namun, hal ini juga bisa berarti kita mungkin hanya sedikit mengasup zat gizi, vitamin, dan mineral dibanding yang dibutuhkan tubuh. Apakah Anda sudah mengalami kekurangan gizi atau tidak, di sinilah pentingnya suplemen yang berperan penting untuk memastikan tubuh mendapat dukungan yang dibutuhkan," kata Dalloul.

Ia pun mengingatkan pentingnya memeriksakan kesehatan sebelum berpuasa untuk memastikan status kesehatan saat ini dan kebutuhan yang spesifik.

"Mengetahui jika mengalami kekurangan gizi sebelum bulan puasa memastikan Anda memasuki bulan puasa dengan kekuatan dan vitalitas yang optimal, mendukung performa fisik dan mental selama satu bulan," kata Dalloul lagi.

Dengan pendekatan nutrisi dan kesehatan, Ramadan bisa menjadi momen untuk peremajaan fisik dan mental. Mereka yang berpuasa pun bisa tetap kuat, berenergi, dan terhidrasi baik sepanjang Ramadan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus