Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Parentifikasi menurut WebMD adalah kondisi ketika seorang anak mengambil alih tanggung jawab orang tua atas saudara kandungnya maupun orang tuanya. Sang anak harus menjalankan peran yang seharusnya bukan tanggung jawabnya. Anak harus dibebankan mengurus saudara kandung atau orang tua secara fisik, mental, dan emosional.
Alih-alih memberikan perhatian dan kasih sayang, orang tua justru membebankan tugas mereka kepada anak. Tidak semua orang tua mampu memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan emosional anak-anaknya. Dalam banyak kondisi, anak secara sukarela mengambil tugas tersebut sebagai bentuk upaya menjaga kedekatan dengan orang tua dan juga membantu meringankan beban orang tua.
Penyebab Parentifikasi
Ada banyak alasan yang melatarbelakangi ketidakmampuan orang tua untuk memenuhi tanggung jawab sebagai orang dewasa sehingga menyerahkannya kepada anak. Alasan yang paling banyak menjadi penyebab parentifikasi adalah perceraian. Konflik dalam keluarga yang menyebabkan perceraian mendorong anak harus menggantikan peran orang tua mengurus saudara kandung. Tidak hanya itu, anak pun seringkali terlibat sebagai penengah konflik yang melibatkan orang tua sebelum akhirnya berpisah.
Kondisi kesehatan dan kematian dalam keluarga juga berpengaruh. Ketika orang tua mengalami penyakit kronis atau kondisi disabilitas, maka muncul batasan untuk menjalankan kewajiban sebagai orang tua. Maka dari itu, anak dilimpahkan tugas tambahan untuk membantu meringankan beban orang tua. Bahkan saat salah satu atau kedua orang tua dalam kondisi meninggal dunia, maka otomatis anak dituntut membantu menjadi pengasuh saudara kandung hingga mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup.
Parentifikasi juga dapat terjadi karena kegagalan orang tua untuk mengatasi kondisi mental yang tidak seharusnya orang tua pertahankan. Orang tua yang masih mempertahankan kecanduan alkohol atau narkoba dapat mendorong anak menjadi dewasa sebelum waktunya karena orang tua cenderung pasif. Selain itu, depresi yang dialami orang tua sudah semestinya diatasi dengan melibatkan tenaga profesional sehingga anak tidak merasakan dampaknya.
Efek Parentifikasi
Parentifikasi dapat menyebabkan efek buruk kepada anak-anak yang dapat berlangsung hingga dewasa. Anak dapat mengalami gangguan kesehatan mental, misalnya depresi dan gangguan kecemasan. Anak dapat merasa tertekan ketika menjalankan tugas selayaknya orang dewasa. Parentifikasi memengaruhi kemampuan anak untuk menunjukkan dan menerima kasih sayang dari orang tua.
Dengan kondisi keluarga yang penuh konflik hingga peranan orang tua yang tidak lengkap, anak dapat mengalami masalah gangguan makan hingga kecanduan di masa mendatang. Anak juga bisa menunjukkan gangguan emosi yang sama dengan gangguan emosi yang ditunjukkan orang tua mereka. Hal tersebut dapat mengakibatkan buruknya keterampilan komunikasi yang buruk dengan keluarga, teman, bahkan pasangan di masa depan. Ketidakstabilan tersebut mengakibatkan hubungan yang tidak sehat karena rasa tidak aman yang harus dirasakan anak.
Mengatasi Parentifikasi
Untuk menghindari parentifikasi, orang tua perlu belajar banyak cara pengasuhan dengan pola baru. Biasanya, pengasuhan bersifat antargenerasi. Maka dari itu, perlu adanya kesadaran untuk memutus pola pengasuhan yang salah. Orang tua harus menentukan batasan-batasan mengenai peran dalam keluarga. Tanggung jawab orang tua untuk mengurus anak dan bahkan memenuhi kebutuhan keluarga tidak bisa dibebankan kepada anak. Anak dapat membantu orang tua, namun kesehatan fisik dan mental menjadi hak yang harus dipenuhi terlebih dahulu.
Untuk menyembuhkan efek parentifikasi, maka perlu adanya tenaga profesional kesehatan mental yang ikut serta. Kecemasan atau depresi perlu diatasi dengan melakukan konseling. Berdasarkan informasi Healthline, melakukan terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT) dapat menjadi metode untuk membantu menyembuhkan dampak negatif dari parentifikasi. Kesehatan mental menjadi fokus utama yang harus disembuhkan. Seseorang berhak mendapatkan kebahagiaan atas mental yang stabil.
Pilihan Editor: Psikolog Gentle: Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini