Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Merokok tak hanya menyebabnya penyakit berat seperti kanker. Kebiasaan ini juga bisa memicu gangguan tidur, yakni mendengkur atau ngorok karena menyempitnya saluran pernapasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dilansir dari verywellhealth.com, asap rokok menyebabkan peradangan pada membran mukosa atau selaput lendir yang memicu pembengkakan dan peningkatan postnasal drip, yaitu lendir ekstra yang terasa di bagian belakang hidung dan tenggorokan. Dampaknya, jalan napas menjadi lebih sempit sehingga aliran udara lebih bergejolak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Gangguan saluran napas bagian atas, terutama hidung dan tenggorokan, dapat meningkatkan gangguan jalan napas sehingga menyebabkan suara dengkuran yang tidak menyenangkan. Risiko ini meningkat di kalangan perokok,” ungkap neurolog dari Univesitas Minnesota Minneapolis, Brandon Peters.
Dalam sebuah penelitian National Library of Medicine berjudul “Smoking as A Risk Factor for Sleep-Disordered Breathing”, sebanyak 811 perokok dewasa memiliki risiko mendengkur 2,3 kali lebih besar dibanding yang tidak merokok. Belum ada penelitian lebih lanjut terhadap perokok pasif namun sangat mungkin paparan asap rokok juga meningkatkan risiko mendengkur.
"Perokok memiliki risiko lebih besar mengalami gangguan pernapasan saat tidur daripada yang tidak pernah merokok. Perokok berat memiliki risiko terbesar sementara mantan perokok tidak berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pernapasan saat tidur,” kesimpulan hasil riset tersebut.
Kualitas tidur terganggu
Jika masalah mendengkur tidak segera diatasi maka akan menyebabkan risiko terganggunya kualitas tidur yang menimbulkan kelelahan saat beraktivitas, terganggunya konsentrasi, mudah marah, dan tenggorokan kering di pagi hari.
"Dalam jangka panjang ada sejumlah masalah kesehatan serius akibat kurang tidur, antara lain gangguan kesehatan jantung, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, kerusakan hati, dan depresi,” jelas mereka, dikutip dari sleeptest.co.uk.
Berikut cara menurunkan risiko mendengkur. Menurut laman Snoreeze.com, berhenti merokok dapat membantu berhenti mendengkur. Anda sebaiknya membuat rencana berhenti merokok, yang dimulai dengan berkonsultasi kepada ahli konseling berhenti merokok, mencari dukungan anggota keluarga atau teman, perlahan mengurangi atau bahkan langsung berhenti sepenuhnya.
Jika berhenti merokok secara langsung sangat sulit dilakukan, pilihan lain adalah beralih ke alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, dan kantung nikotin. Lembaga eksekutif Departemen Kesehatan Inggris, Public Health England (PHE), dalam "Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018" melaporkan produk tembakau yang dipanaskan memiliki risiko yang lebih rendah hingga 95 persen daripada rokok.
"Bagi perokok, terutama yang telah mencoba berhenti melalui berbagai metode tapi tidak berhasil, kami sangat menyarankan mencoba produk tembakau alternatif. Idealnya dengan dukungan tambahan dari layanan berhenti merokok, demi peluang terbaik berhenti merokok untuk selamanya,” kata Profesor John Newton, Direktur Peningkatan Kesehatan di PHE.
Riset membuktikan rutin berolahraga membantu otak menghasilkan senyawa kimia untuk mengurangi ketergantungan terhadap nikotin yang dapat membantu berhenti merokok. Coba terus ingatkan diri mengapa Anda memutuskan berhenti merokok. Buatlah daftar alasan dan bacalah ketika sedang membutuhkan dukungan.
Baca juga: 3 Cara Mengatasi Kecanduan Nikotin