Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pentingnya Zinc untuk Kekebalan Tubuh

Di masa pandemi Covid-19 ini, kekebalan tubuh perlu untuk selalu dijaga, salah satunya dengan mencukupi asupan zinc. Apa saja sumbernya?

24 Agustus 2020 | 20.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi vitamin dan suplemen. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Zinc atau seng sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh, terutama di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Kekurangan nutrisi ini, tubuh pun mudah terserang penyakit dan membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir Insider, jumlah seng harian yang direkomendasikan untuk tubuh adalah 8 miligram (mg) untuk wanita dewasa dan 11 mg untuk pria. Namun, sekitar 12 persen rata-rata orang tidak mendapatkan cukup seng dalam makanan dan persentase itu meningkat menjadi 40 persen untuk mereka yang berusia di atas 65 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apabila kekurangan seng, tubuh akan kesulitan menciptakan cukup sel kekebalan, seperti sel T dan sel darah putih yang melawan penyakit.

Seng mendukung sistem kekebalan tubuh dengan membantu melawan mikroba tertentu, termasuk streptococcus pneumoniae, sejenis bakteri yang menyebabkan penyakit paru-paru berbahaya, yaitu pneumonia. Seng mampu menghalangi jalur yang digunakan bakteri ini untuk mengambil nutrisi, yang pada dasarnya membuat bakteri kelaparan dan memudahkan sel kekebalan untuk membunuhnya. Namun, tidak perlu terlalu banyak mengonsumsi seng, cukup menurunkan kadar seng ke kisaran normal dapat membantu mencegah pneumonia.

Dalam beberapa kasus, mengonsumsi seng ekstra di atas asupan normal dapat membantu mempersingkat durasi sakit, seperti flu biasa. Sebuah tinjauan dari 5 studi yang diterbitkan pada 2015 di Cochrane Database of Systematic Reviews menemukan bahwa orang yang mulai mengonsumsi 75 mg tablet isap seng dalam waktu 24 jam sejak gejala pilek pertama secara signifikan lebih kecil kemungkinan untuk tetap memiliki gejala seminggu kemudian, dibandingkan dengan orang yang tidak meminumnya.

Ini mungkin karena seng dapat membantu menghalangi virus flu berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh. Namun, penulis ulasan memperingatkan tidak ada penelitian yang mendukung konsumsi seng saat tidak masuk angin untuk mencegah diri sakit sejak awal. Menurut penelitian, itu hanya membantu setelah terkena infeksi.

Lalu, berapa banyak seng yang harus dikonsumsi? Jumlah seng yang dibutuhkan bervariasi menurut usia. Penting untuk diperhatikan bahwa selama kehamilan, wanita dewasa harus mendapatkan sekitar 11 mg dan sekitar 12 mg jika menyusui.

Vegetarian mungkin lebih membutuhkan suplemen seng karena daging adalah sumber seng terbaik dan biji-bijian serta kacang-kacangan ekstra dalam diet vegetarian dapat menurunkan kemampuan untuk menyerapnya.

"Jumlah seng yang ditemukan dalam multivitamin tipikal yang dirancang untuk dikonsumsi setiap hari boleh dikonsumsi secara teratur," kata Julie Stefanski, ahli gizi dan diet terdaftar serta juru bicara Academy of Nutrition & Dietetics.

Multivitamin standar mungkin mengandung 6-11 mg seng. Jika menambahkan ekstra seng di luar multivitamin, konsumsi dalam waktu yang singkat seperti beberapa minggu. Meskipun bisa mendapatkan seng dengan mengonsumsi suplemen, yang terbaik adalah fokus pada peningkatan makanan kaya seng dalam bahan makanan. Ini karena makanan yang mengandung seng seringkali memiliki nutrisi berharga lain seperti protein, serat, dan mineral lain.

Sejauh ini, tiram merupakan sumber seng terbaik, menyediakan 3-4 kali lipat nilai seng harian dalam satu porsi 6 tiram. Beberapa sumber seng yang baik lainnya meliputi steak bahu sapi, yakni 8,7 mg per 3 ons. Daging giling, yakni 5,4 mg per porsi 3 ons, kepiting 4,7 mg per 3 ons, oat gandum utuh sebabyak 3,8 mg per 1 cangkir, dan kalkun 3 mg per 3 ons.

Makanan ramah vegetarian juga mengandung seng, meski pada tingkat yang lebih rendah. Beberapa makanan ini termasuk kedelai, berbagai kacang-kacangan, yogurt, dan buncis.

Seperti halnya diet apa pun, konsistensi adalah kuncinya. "Makanan kaya seng perlu disertakan setiap hari agar cukup dikonsumsi," tutur Stefanski.

Namun perlu dicatat, ada risiko jika mengonsumsinya terlalu banyak. "Suplementasi seng yang berlebihan dan berkepanjangan telah terbukti menghambat fungsi kekebalan daripada membantunya," tegas Stefankski.

Dewan Makanan dan Gizi AS menyarankan agar tidak mengonsumsi lebih dari 40mg seng per hari, antara diet dan suplemen. Sementara menurut Stefanski, mengonsumsi terlalu banyak seng dalam waktu lama dapat membebani kemampuan tubuh kita untuk menyerap mineral lain seperti tembaga. Kekurangan tembaga dapat menurunkan jumlah sel darah putih, sel kekebalan vital yang membantu melawan penyakit.

Mengonsumsi suplemen seng dalam waktu lama juga dapat mengganggu kemampuan untuk menyerap zat besi. Jika tubuh menjadi terlalu rendah zat besi, sel kekebalan dapat terpengaruh secara negatif dan Anda mungkin lebih sulit melawan penyakit.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus