Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Gangguan Kesehatan Anak Setelah Lebaran

Gangguan saluran pencernaan paling sering terjadi pada anak setelah Lebaran. Anak-anak yang kelelahan, makan tidak teratur, hingga stres karena suasana baru bisa turun imunnya.

15 Mei 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Anak mengalami gangguan pencernaan. TEMPO/ Nita Dian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Lebaran kerap membuat anak kelelahan karena bepergian.

  • Makan tidak teratur hingga stres bisa menyebabkan anak mudah terserang penyakit.

  • Waspadai sejumlah tanda bahaya ketika anak sakit.

Audi Sabrina dalam beberapa hari terakhir rewel. Perempuan usia balita ini mengalami demam, batuk-batuk kecil, dan ingusnya sedikit meler. Tak ingin anaknya lebih rewel, ayah dan ibunya memberi anak berusia 2,5 tahun itu obat penurun demam, obat flu, serta vitamin. Untungnya Sabrina masih mau makan dan minum susu, sehingga kondisinya lebih cepat membaik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Orang tuanya menduga Sabrina kecapekan, sehingga daya tahan tubuhnya menurun dan membuatnya mudah terserang penyakit. Ketika Lebaran, orang tuanya memang mengajak Sabrina bepergian ke tempat sanak saudara dan kumpul keluarga untuk berlebaran di wilayah Solo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bukan hanya Sabrina yang mengalami sakit setelah Lebaran. Di Jakarta, anak lain yakni Narendra, 4 tahun,  juga batuk-batuk sampai sesak. Malam sebelumnya bahkan ia sempat muntah-muntah. Menurut ibunya, Farida, buah hatinya kebanyakan makan biskuit cokelat.

Kasus-kasus anak sakit jamak ditemui setelah Lebaran atau mudik. Anak-anak lebih rentan terserang penyakit. Para dokter anak menjelaskan bahwa berbagai penyakit anak memang mulai meningkat kasusnya setelah Lebaran. Kebanyakan mereka mengalami infeksi pada saluran pencernaan dan saluran pernapasan.

Saat Lebaran, anak-anak ikut bepergian, sehingga mengalami kelelahan. Selain itu, ketika berada di tempat baru, anak-anak harus menyesuaikan diri dan itu bisa memicu stres pada anak, sehingga terjadi penurunan imunitas. Apalagi jika pada saat itu si anak makan tidak teratur, banyak mengkonsumsi makanan manis, mengandung lemak dan garam tinggi, hingga kurang tidur.

Anak memakan berbagai cemilan khas Lebaran. TEMPO/ Nita Dian

Belum lagi ketika ia berkumpul atau bertemu dengan banyak orang yang mungkin saja sudah mempunyai penyakit dan berisiko menularkan. Hal-hal tersebut dengan mudah membuat imunitas menurun dan terjadi gangguan pada saluran pencernaan. Wujudnya seperti konstipasi, muntah, kembung, diare, sakit perut, serta intoleransi makanan dan alergi makanan.

“Problem yang sering terjadi adalah diare, sakit perut, konstipasi, intoleransi makanan, keracunan makanan, dan muntah,” ujar Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A(K), dari Divisi Gastrohepatologi Ilmu Kesehatan FKUI-RSCM dalam webinar Serba-serbi Penyakit Anak Pasca-Lebaran 2022, Selasa, 10 Mei lalu.

Diare terbagi menjadi diare akut, persisten, dan disentri. Menurut dia, kejadian paling sering adalah diare akut. Hal ini disebabkan secara langsung oleh virus (rotavirus, adenovirus) serta bakteri (salmonela, shigella, Vibrio cholerae, E. coli—biasanya banyak terjadi pada mereka yang sedang bepergian). Ada juga diare yang disebabkan oleh parasit (entamoeba, candida). Muzal menyebutkan, berdasarkan data WHO pada 2020, penyebab diare terbanyak adalah rotavirus dan adenovirus.

Adapun soal penyebab tidak langsung, biasanya adalah masalah kebersihan perorangan, kebersihan makanan atau minuman, kondisi perumahan dan kepadatan lingkungan, serta kualitas sanitasi (air bersih dan jamban). Cara penularannya biasanya dari makanan atau minuman yang telah tercemar patogen, kontak langsung, atau pernapasan.

Gangguan cerna lainnya adalah sakit perut yang timbul mendadak karena kelainan organ, inflamasi (peradangan), atau infeksi. Orang tua harus waspada jika sudah timbul tanda bahaya seperti sakit perut lebih dari dua jam, ada perdarahan, hingga muntah hebat (hijau). Begitu pula jika demam tinggi, pembesaran organ, teraba tumor, nyeri punggung, bengkak dan nyeri sendi, bercak di kulit, perut tegang, perut kembung sekali, serta muncul lokasi nyeri di bagian kanan atas (hepatitis) atau bawah (usus buntu).

Anak muntah sebenarnya refleks akibat adanya sesuatu yang memicu. Hal ini, kata dr Muzal, merupakan gejala gastroenteritis, ISPA, dispepsia, infeksi saluran kemih, keracunan makanan, serta adanya intoleransi dan alergi makanan. “Pada Lebaran ini banyak anak yang batuk, muntah, dan alerginya kambuh. Batuk sampai sangat mengganggu.”

Gangguan cerna lain yang sering terjadi adalah konstipasi, yakni sulit buang air besar. Menurut Muzal, hal ini lebih banyak disebabkan faktor psikologis. Biasanya anak susah BAB karena trauma atau ketakutan, sehingga mereka memilih menahannya. Jika feses tak dikeluarkan, terkumpul di dalam, bisa menyebabkan pelebaran rektum. Rektum menjadi tidak sensitif. “Akhirnya malah bisa jadi cepirit, keluar sedikit-sedikit. Pasca-Lebaran ini banyak seperti ini.”

Ada pula kasus intoleransi makanan atau bahan makanan. Ini bisa dari bahan laktosa (lemak, protein susu), kacang, makanan pedas, makanan minuman manis, dan seafood. Biasanya ketika Lebaran, konsumsi makanan yang mengandung lemak dan pemanis sering tak terkontrol. Gangguan lainnya adalah keracunan makanan. Gejalanya adalah muntah diare, kram perut, sakit kepala, lemas, bahkan hingga kehilangan kesadaran.

Pembicara lain dalam webinar itu, Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropis IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), menegaskan bahwa perjalanan bisa berisiko anak terkena infeksi atau penyakit. Biasanya mereka akan merasakan beberapa gejala. “Yang sering dikeluhkan itu demam, diare, infeksi pernapasan, dan kondisi kulit.”

DIAN YULIASTUTI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus