Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Penyebab dan Gejala Orthorexia, Obsesi Berlebihan terhadap Pola Makan Sehat

Jika penerapan pola makan sehat berlebihan menandakan orthorexia

19 November 2022 | 07.00 WIB

Ilustrasi pria makan-makanan sehat. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi pria makan-makanan sehat. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Konsumsi makanan yang sehat memang dianjurkan untuk kebaikan tubuh. Tapi, jika penerapan pola makan sehat itu berlebihan menandakan orthorexia. Orang yang orthorexia biasanya tidak terlalu mementingkan penurunan berat badan. Tapi, jenis makanan yang dikonsumsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Mengutip WebMD, orthorexia nervosa atau orthorexia kondisi ketika seseorang sangat terobsesi mengonsumsi makanan sehat. Istilah itu mengacu kekhawatiran berlebihan terhadap pola makan sehat. Orang yang orthorexia hanya mau mengonsumsi makanan dengan jenis dan kualitas tertentu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Orthorexia tergolong sindrom gaya hidup dan kebiasaan ekstrem, sebagaimana dikutip dari Verywell Health.

Mengutip Medical News Today, belum diketahui pasti penyebab orthorexia. Namun, beberapa sumber menjelaskan, berbagai hal berikut bisa meningkatkan faktor risikonya:

1. Ketakseimbangan bahan kimia otak dan terlalu memilih makanan. Mengalami tingkat percaya diri yang rendah dan terlalu perfeksionis.  

2. Kesulitan mengendalikan emosi, memiliki perilaku impulsif. Keinginan mengubah bentuk tubuh dan memiliki gangguan suasana hati. Orthorexia biasanya berkembang perlahan dan sering dimulai sebagai diet menurunkan berat badan.

Gejala orthorexia

Mengutip WebMD, berikut gejala yang menandakan orang mengalami orthorexia

1. Kekhawatiran tinggi tentang kualitas makanan.

2. Menghindari makanan yang disiapkan orang lain.

3. Waspada berlebihan terhadap kebersihan makanan, karena takut sakit. 

4. Memiliki tanda-tanda fisik malanutrisi.

5. Sangat lama saat mengamati komposisi makanan.

6. Tidak mau mengkonsumsi beragam jenis makanan.

7. Terlalu membatasi asupan makanan karena takut konsumsi berlebihan.

8. Merasa bersalah ketika mengonsumsi makanan di luar yang direncanakan.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus