Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Makanan yang menyehatkan memang dibutuhkan tubuh. Namun, terkadang keinginan itu muncul berlebihan. Penerapan pola makan sehat berlebihan menandakan orthorexia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip WebMD, orthorexia nervosa atau orthorexia mengenai obsesi seseorang mengonsumsi makanan sehat. Istilah itu mengacu kekhawatiran berlebihan terhadap pola makan sehat. Orang yang orthorexia hanya mau mengonsumsi makanan dengan jenis dan kualitas tertentu. Biasanya tidak terlalu mementingkan penurunan berat badan. Tapi, jenis makanan yang dikonsumsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Penyebab dan Gejala Orthorexia, Obsesi Berlebihan terhadap Pola Makan Sehat
Dampak buruk orthorexia
1. Masalah fisik
Mengutip Healthline, orthorexia cenderung bisa berakibat gangguan makan yang berdampak masalah kesehatan. Misalnya, malanutrisi, anemia, dan detak jantung tidak normal. Orthorexia bisa berakibat masalah pencernaan dan ketakseimbangan elektrolit. Kondisi itu mempengaruhi penurunan sistem kekebalan tubuh.
2. Masalah psikologis
Orang yang orthorexia bisa mengembangkan masalah psikologis. Akibat frustrasi yang intens ketika melanggar aturan makan yang sudah ditentukan. Kondisi itu berakibat orang yang orthorexia muncul rasa membenci diri, mudah merasa bersalah mendalam, dan diet ekstrem.
3. Masalah sosial
Mengutip Verywell Health, orang yang orthorexia sulit mengikuti kegiatan sosial, karena aturan makan yang dibuat. Aturan itu cenderung membuat rumit hubungan sosial dengan orang lain.
Bagaimana mengatasi orthorexia?
1. Terapi perilaku kognitif
Mengutip Medical News Today, terapi perilaku kognitif bertujuan mengendalikan pemikiran negatif tentang makanan. Terapi ini membantu mengenali diri dan mengontrol emosi.
2. Terapi perilaku dialektika
Terapi perilaku dialektika atau dialectical behavior theraphy jenis psikoterapi untuk mengenali dan memanfaatkan keterampilan. Manfaatnya untuk mengelola emosi negatif, konflik hubungan, dan pengalaman menyakitkan. Itu bermanfaat untuk mendukung kualitas hidup yang lebih baik.
3. Konseling nutrisi
Penanganan kondisi orthorexia perlu pendidikan nutrisi. Misalnya, rancangan jadwal makanan yang sehat dan bernutrisi. Konseling ini berguna untuk mencegah obsesi berlebihan terhadap pola makan yang menyehatkan, tapi cenderung berdampak buruk.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.