Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Perlunya Bantuan Hidup Dasar untuk Menolong Pasien Jantung dan Lainnya

Pakar menjelaskan bantuan hidup dasar berusaha mencegah atau memperlambat kerusakan otot jantung hingga penyebab masalah dapat diperbaiki.

5 Oktober 2024 | 22.10 WIB

Ilustrasi pertolongan pertama orang yang terkena Serangan Jantung. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo. 20120403
Perbesar
Ilustrasi pertolongan pertama orang yang terkena Serangan Jantung. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo. 20120403

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis jantung dan pembuluh darah subspesialis jantung dan pembuluh darah kardiologi intervensi, A. Sari Sri Mumpuni, menjelaskan bantuan hidup dasar perlu dipelajari masyarakat agar dapat menyelamatkan nyawa seseorang. Ia menjelaskan bantuan hidup dasar (Basic Life Support/BLS) berusaha mencegah atau memperlambat kerusakan otot jantung hingga penyebab masalah dapat diperbaiki.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"BLS meningkatkan peluang seseorang untuk bertahan hidup sampai tersedia perawatan lanjutan," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tindakan ini dapat diberikan pada orang yang mengalami henti jantung atau henti napas karena keadaan seperti serangan jantung, tenggelam, tersengat arus listrik, keracunan, kecelakaan, dan lain sebagainya. Menurut Sari, dalam waktu empat menit orang yang mengalami henti jantung atau henti napas harus segera mendapat pertolongan sehingga jantung dapat memompa darah dan aliran darah berjalan normal kembali.

Langkah yang diperlukan
Adapun langkah-langkah BLS sesuai panduan Asosiasi Jantung Amerika tahun 2020, yakni diawali dengan memeriksa respons pasien. Jika pasien tidak merespons, bernapas terengah-engah, atau bahkan tidak bernapas, pasien diasumsikan mengalami henti jantung. Jika memeriksa denyut nadi, lakukan maksimal 10 detik.

Selanjutnya, panggil bantuan dari orang sekitar. Pastikan penolong tetap tenang sambil meminta bantuan untuk menghubungi petugas medis atau nomor darurat lain.

"Jangan lupa sebutkan nama, lokasi kejadian, jenis kejadian, jumlah dan kondisi pasien, serta kebutuhan yang diperlukan," ujar Sari.

Kemudian, lakukan kompresi dada (pijat luar jantung). Posisikan diri di sebelah kanan pasien. Pastikan pasien berada di tempat dengan permukaan rata ketika akan melakukan kompresi dada. Berikan kompresi dengan frekuensi 100-120 kali per menit kedalaman 5-6 cm dengan kuat dan cepat. 

Hentikan kompresi dada jika pasien sudah merespons atau jika tenaga kesehatan sudah tiba. Lalu posisikan pasien untuk mempertahankan jalan napas. Sari mengingatkan tahapan BLS hanya untuk orang dewasa. 

"BLS untuk ibu hamil, bayi, atau anak-anak mempunyai teknik tersendiri yang berbeda," jelasnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus