Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Psikolog Bagi Tips Mengelola Stres agar Kesehatan Mental dan Fisik Terjaga

Stres jika tidak dikelola secara baik maka dapat berdampak pada kesehatan mental. Berikut tips mengelola stres dari psikolog.

20 November 2024 | 21.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Jakarta, Barita Ulina Mariani Sianturi, membagikan tips mengelola stres dengan baik. Caranya bisa dimulai dengan hal-hal ringan seperti beraktivitas fisik, bercerita kepada orang terpercaya, berbaur dengan komunitas, serta berkonsultasi dengan psikolog.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Barita menjelaskan stres adalah hal yang manusiawi karena merupakan sinyal bagi tubuh bahwa suatu tekanan atau ancaman akan datang. Jika stres tidak dikelola secara baik maka dapat berdampak pada kesehatan mental. Contohnya gangguan kecemasan, serangan panik, dan depresi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Misalnya kondisi kesehatannya jadi terganggu akibat dia sering mengalami jantung yang berdebar, keringat dingin. Bisa jadi nanti bermasalah atau berpengaruh kepada kondisi jantungnya atau pencapaiannya menjadi terganggu, atau sering sakit kepala," jelasnya.

Stres yang kronis dapat menyebabkan penyakit jantung, maag, darah tinggi, bahkan stroke. Untuk mengelola stres secara baik dapat dimulai dari keluar ruangan. Menurutnya, apabila lingkup aktivitas sempit, seperti hanya di kamar atau mengakses media sosial saja, dapat membuat orang semakin terpuruk. Setelah keluar ruangan, kegiatan dapat ditingkatkan menjadi olahraga atau aktivitas fisik.

"Dengan gerakan-gerakan tubuh itu bisa menenangkan pikiran, menenangkan faktor fisiologi yang ada di dalam tadi, perasaan gelisah dan lain-lain," ujar Barita.

Bicara dengan orang terpercaya
Selain itu, terkadang inspirasi muncul ketika keluar dari ruangan, yang dapat membantu keluar dari situasi yang terlihat seolah tidak ada jalan keluar. "Kemudian yang kedua, kita bisa bercerita dengan seseorang yang kita percaya, yang kita anggap orang itu tidak mungkin menghakimi atau menceritakan lagi kepada orang lain. Orang yang kita anggap pasti bisa menjaga rahasia atau bisa memberikan pandangan yang positif," paparnya.

Barita pun menyarankan untuk berbicara pada orang yang dapat bersikap netral, yang tidak sepenuhnya mendukung pikiran yang salah, namun dapat memberikan masukan-masukan. Ia juga menganjurkan untuk masuk ke dalam komunitas-komunitas positif serta bercerita kepada psikolog

Ia menambahkan meditasi atau relaksasi juga merupakan cara mudah dan singkat untuk mengurangi keramaian di pikiran serta menurunkan ketegangan secara fisiologis. Cara itu juga dapat meningkatkan rasa penerimaan diri.

"Jadi tarik napas, dihitung di dalam hati, kemudian tahan selama 5 detik, kemudian dibuang, seperti itu. Itu bisa di mana saja sambil dia melakukan afirmasi, perkataan-perkataan yang baik untuk dirinya," jelasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus