Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Puluhan Orang di Cianjur Keracunan Makanan, Apa Saja Pertolongan Pertama Keracunan Makanan?

Apa saja pertolongan pertama untuk keracunan makanan sebelum terlambat untuk diatasi?

23 April 2024 | 10.25 WIB

Ilustrasi keracunan makanan. Makaremlaw.com
Perbesar
Ilustrasi keracunan makanan. Makaremlaw.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat bahwa setidaknya 51 orang di Kampung Cukang Galeuh, Desa Cibodas, Kecamatan Cijati, mengalami keracunan makanan massal dan satu orang meninggal setelah makan di sebuah acara pernikahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dilansir dari Antaranews, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur Dr. Frida Laila Yahya dari menyatakan bahwa satu orang meninggal diduga karena terlambat mendapat perawatan medis, sementara banyak yang dirawat di puskesmas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kami mendapat laporan terkait keracunan massal sudah terjadi sejak Sabtu setelah warga menyantap hidangan di acara pernikahan, namun pada Minggu pagi jumlahnya terus bertambah," katanya.

Tercatat 35 orang mengalami keracunan ringan dan dirawat di rumah masing-masing dengan pengawasan tenaga kesehatan dari puskesmas, sementara 16 orang lainnya dirawat di Puskesmas Cijati. 

Lantas, apa saja pertolongan pertama jika terjadi keracunan makanan agar tidak terlambat diatasi?

Pertolongan pertama untuk keracunan makanan

Dilansir dari niddk.nih.gov, dalam kebanyakan kasus, penderita keracunan makanan bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan medis. Anda dapat mengobati keracunan makanan dengan mengganti cairan dan elektrolit yang hilang untuk mencegah dehidrasi. Dalam beberapa kasus, obat-obatan yang dijual bebas dapat membantu meringankan gejala Anda. 


Ketika mengalami keracunan makanan, penting untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang untuk mencegah atau mengatasi dehidrasi. Anda disarankan untuk minum banyak cairan, dan jika muntah menjadi masalah, disarankan untuk mencoba minum sedikit cairan bening. 

Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang merupakan langkah pengobatan utama untuk keracunan makanan. Kebanyakan orang dewasa yang keracunan makanan dapat mengganti cairan dan elektrolit dengan cairan seperti air, jus buah dengan tambahan air, atau kaldu.

Dikutip dari skinsight.com, setelah gejala penyakit mereda, disarankan untuk secara perlahan kembali ke pola makan dengan memilih makanan yang ringan dan mudah dicerna, seperti kerupuk, roti panggang, pisang, nasi, dan ayam. Jika Anda merasakan kembali mual, berhenti makan sejenak. Disarankan untuk menghindari produk susu, kafein, alkohol, nikotin, serta makanan berlemak atau pedas selama beberapa hari.

Anda bisa mempertimbangkan penggunaan asetaminofen untuk meredakan ketidaknyamanan, kecuali jika Anda memiliki masalah hati. Namun, sebaiknya hindari penggunaan obat anti-diare karena bisa memperlambat proses penghapusan bakteri dari tubuh.

Dinukil dari Mayo Clinic, keracunan makanan dapat berujung pada dampak yang lebih parah sehingga memerlukan bantuan medis. Dampak tersebut di antaranya jika Anda mengalami gejala yang parah, seperti sakit perut yang parah, muntah berlanjut selama lebih dari dua hari, diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari, diare berubah menjadi berdarah, hitam atau lama, demam 38,3 derajat celcius atau lebih tinggi, sakit kepala ringan atau pingsan saat berdiri.

Salah satu yang juga harus diwaspadai yaitu keracunan botulisme. Botulisme adalah keracunan makanan yang berpotensi fatal akibat konsumsi racun yang dibentuk oleh spora tertentu dalam makanan. Racun botulisme paling sering ditemukan pada makanan kalengan rumahan, terutama kacang hijau atau tomat.

Gejala botulisme biasanya dimulai 12 hingga 36 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dan mungkin termasuk sakit kepala, penglihatan kabur, kelemahan otot, dan akhirnya kelumpuhan. Beberapa orang juga mengalami mual dan muntah, sembelit, retensi urin, kesulitan bernapas, dan mulut kering. Gejala-gejala keracunan makanan ini memerlukan perhatian medis segera.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus