Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rifdah Farnidah saat ini menjadi perhatian masyarakat, karena prestasinya di tingkat internasional. Kisah singkat Rifdah Farnidah pun sempat dituliskan di akun resmi media sosial Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Rifdah Farnidah menambah daftar panjang prestasi anak muda Indonesia dalam ajang internasional. Di balik keberhasilan Rifdah menjuarai beberapa perlombaan yang diikutinya, terdapat sosok pembimbing yang mengajari serta menuntun Rifdah dalam proses pembelajaran, Mutmainnah.
Mutmainnah adalah sosok perempuan yang ikut berjasa di balik kesuksesan Rifdah Farnidah mendapatkan posisi kedua dalam perlombaan Musabaqah Hifzhil Quran (MHQ) Internasional di Amman, Yordania. Selama hampir delapan tahun, Mutmainnah telah membimbing Rifdah. Dari menghafal Al-Quran hingga menjadi seorang hafizah yang mutaqin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepada Tempo, Mutmainnah membagi beberapa pengalamannya sebagai pengajar Al-Quran. Mutmainnah, yang juga menjadi dosen di Institut Ilmu Al-Qur’an, Banten, ini tentunya juga mengalami beberapa kesulitan selama menjadi pengajar. Menurut dia, ada satu hal penting yang selalu ia terapkan dalam proses pembelajarannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Indonesia, Mutmainnah melanjutkan, umumnya orang-orang masih belum menggunakan tajwid dengan benar. Maka, dalam setiap kesempatan mengajar, ia selalu mengedepankan penggunaan ilmu tajwid yang benar terlebih dahulu. “Kalau saya sedang mengadakan pelatihan keluar pun, yang pertama kali saya ajarkan selalu pembenaran huruf bacanya, tajwidnya. Baru setelah itu hukum-hukum bacaan lain,” katanya.
Hal kedua yang menjadi fokus perhatiannya dalam pengajaran membaca Al-Quran adalah waqaf dan ibtida. Waqaf dan ibtida merupakan aturan dalam ilmu tajwid, di mana mengetahui waktu berhenti dan memulai dalam membaca ayat suci Al-Quran secara benar. “Kadang, saat orang berhenti untuk mengambil napas saat membaca ayat Al-Quran yang panjang, mereka kemudian mulai membaca kembali tapi sesukanya,” kata dia. Hal ini, menurut Mutmainnah, kurang tepat. Karena bisa merubah makna dari arti ayat itu sendiri.
Baca juga:
Hate Speech di Media Sosial, Intip 3 Jurus Menghindarinya
Bosan I Love You? Ungkapkan Cinta dengan 8 Cara Ini
Paskah 2018: Tradisi Aneh dan Unik Merayakan Paskah di 5 Negara
Selain beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mempelajari membaca Al-Quran, Mutmainnah memberikan tips untuk dapat mempelajari serta menghafal Al-Quran.
Sebelum menghafal, menurut Mutmainnah, yang harus dilakukan adalah membaca Al-Quran secara bagus terlebih dahulu. Secara bagus dalam hal ini adalah sesuai dengan kaidah serta mengikuti hukum-hukum bacaan dan ilmu tajwid secara benar.
Berikutnya, perbanyaklah membaca. Mutmainnah mengungkapkan biasanya orang langsung menghafal Al-Quran dalam satu halaman. “Sebaiknya, sebelum menghafal, baca terlebih dahulu ayat-ayat tersebut. Lakukan berulang kali.” Ia menganjurkan untuk membaca terlebih dahulu 20 kali baru kemudian dihafalkan, sesuai ajaran yang ada.
Usia juga salah satu faktor yang mempengaruhi menghafal Al-Quran lebih mudah. Menurut Mutmainnah, sebaiknya anak sejak bisa berbicara sudah diperkenalkan dan diajarkan untuk menghafal Al-Quran. "Usia mulai anak bisa bicara sampai sekitar 23 tahun adalah usia emas. Dengan pengenalan sejak dini menjadikan lebih mudah untuk menghafal Al-Quran," katanya.
Namun, bukan berarti jika sudah melebihi usia emas lalu tidak bisa lagi menghafal Al-Quran, "Rasul kita saja baru mempelajari Al-Quran saat umur 43 tahun kan. Karena saat itu wahyu baru diturunkan kepada beliau."
Terakhir, Mutmainnah mengungkapkan bahwa yang terpenting dari tips untuk menghafal Al-Quran adalah niat. "Niatkan untuk menghafal dan mempelajari Al-Quran memang untuk disebarkan ilmunya kepada sesama."
Menurut dua, sekarang ada saja yang mempelajari Al-Quran untuk kebutuhan perlombaan semata, atau mengejar pujian semata. "Niatkan mempelajari Al-Quran memang lillahi ta'ala, karena Allah SWT semata."