Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Robby Tumewu Meninggal, Ini Infeksi Paru-paru yang Mengancam Jiwa

Sahabat Robby Tumewu mengatakan ia meninggal karena infeksi paru-paru. Ini dua infeksi paru-paru yang bisa mengancam jiwa.

15 Januari 2019 | 14.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar meninggalnya Robby Tumewu pada Senin, 14 Januari 2019, membawa duka bagi dunia hiburan Tanah Air. Robby Tumewu menderita stroke sejak 2010. Tapi, menurut sahabatnya, Debby Sahertian, aktor yang terkenal lewat Lenong Rumpi itu meninggal karena infeksi paru-paru.

Baca juga: Robby Tumewu Kena Stroke, Cek Stroke dengan Tanda Ini

Ada beberapa jenis infeksi paru-paru yang mengancam jiwa penderitanya, dua yang paling banyak adalah tuberculosis dan pneumonia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi tuberculosis di Indonesia pada 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk. Sedangkan menurut data Mei 2018, jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017.

Dikutip dari laman Mayo Clinic, tuberculosis yang sering disingkat TBC disebabkan oleh bakteri yang menyebar dari orang ke orang melalui udara. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang yang aktif TBC dan tidak diobati, berbicara, bersin, meludah, tertawa, atau bernyanyi. Tapi penularannya tidak mudah. Jika orang tersebut sudah menjalani pengobatan setidaknya dua minggu, kemungkinan menularnya sangat kecil.

Orang yang terinfeksi bakteri TB harus minum beberapa jenis obat selama 6-9 bulan untuk mencegah infeksi dan mencegah terjadinya resistensi antibiotik.

TBC tidak hanya menyerang paru-paru. Bakteri ini juga sering menyerang tulang, kelenjar getah bening, dan usus.

Satu lagi adalah pneumonia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi berbagai organisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Berdasarkan keterangan WebMD, infeksi kuman ini menyebabkan kantung-kantung kecil di dalamnya meradang dan terisi dengan cairan atau nanah. Kondisi ini menyebabkan penderitanya batuk berdahak atau nanah, demam, kedinginan, dan kesulitan bernapas.

Tingkat keseriusan penyakit ini sangat beragam, dari yang ringan hingga mengancam nyawa. Pneumonia akan sangat berbahaya jika diderita oleh bayi dan anak-anak, lansia, dan orang yang memiliki gangguan sistem imun.  Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar untuk anak-anak di seluruh dunia. Indonesia menduduki peringkat ke-10 dengan terdapat 554.650 kasus pneumonia dan angka kematian karena pneumonia 15,5 persen per 2015.  

Baca juga: Aray Daulay Infeksi Paru-paru, Ini 6 Buah untuk Kesehatan Paru

MAYO CLINIC | WEB MD | ANTARA  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus