Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

Relawan yang ikut membantu bencana alam diminta untuk memperhatikan kebutuhan anak-anak yang menjadi korban.

26 April 2024 | 20.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah anak-anak belajar di tenda darurat yang didirikan di halaman Kantor Denjasa Angkutan dan Denhar Jasa Int Bekangdam XVII/Cenderawasih di Weref, Kota Jayapura, Papua, Jumat 10 Februari 2023. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua, akibat gempa magnitudo 5,4 yang terjadi pada 9 Februari 2023 itu mengakibatkan empat korban jiwa, 2.261 orang mengungsi, dan puluhan bangunan mengalami kerusakan ringan hingga berat. ANTARA FOTO/Sakti Karuru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta para relawan yang ikut membantu bencana alam untuk memperhatikan kebutuhan anak-anak yang menjadi korban. Ketua Satuan Tugas Penanggulangan Bencana IDAI, Kurniawan Taufiq Kadafi, menjelaskan kebutuhan anak-anak perlu diperhatikan dalam misi kemanusiaan tersebut karena banyak kemungkinan kasus yang berkaitan dengan anak saat bencana alam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pada sepekan awal sesudah bencana biasanya terdapat masalah anak dengan fase kritis, baik trauma (luka) akibat tertimpa kayu atau tembok," katanya dalam acara bedah buku Panduan Penanggulangan Bencana, Jumat, 26 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anak korban bencana butuh penanganan khusus karena luka yang ditimbulkan bisa jadi tidak hanya luka fisik namun juga luka psikis. Selain itu, para relawan juga harus mengerti dan memahami bagaimana cara menangani anak korban bencana yang menderita diare, pendarahan, bahkan kemungkinan adanya ibu melahirkan di tenda pengungsian.

"Sebagai relawan, kita harus mampu bagaimana menolong bayi yang baru lahir dan juga transport-nya," ujar sang penulis buku tersebut.

Siap dengan kemampuan dasar
Karena tugas relawan yang berat, Kurniawan juga meminta para relawan yang diterjunkan agar siap dengan kemampuan dasar bertahan hidup serta memenuhi peralatan pribadi agar tidak menjadi hambatan relawan lain dalam misi kemanusiaan. Untuk itu, di Hari Kesiapsiagaan Bencana setiap 26 April, Kurniawan mengimbau para relawan fokus dengan tugasnya untuk membantu para korban bencana, baik secara moril maupun materiil.

Hal senada diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang menekankan pentingnya masyarakat untuk memiliki sikap siap siaga dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan bencana alam.

"Memiliki kesiapan untuk selamat perlu diupayakan masyarakat dengan membangun sense of safety atau sense of defence di tengah kelompok masyarakat," kata Muhadjir.

Dengan menguasai dua hal itu maka di mana pun kita berada secara otomatis dapat mengenali risiko, termasuk mengambil tindakan antisipasi terkait dampak bencana alam.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus