Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Meninggalnya salah satu janin kembar dalam kandungan mungkin saja terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya karena Twin to Twin Transfusion Syndrome (TTTS).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TTS merupakan terjadinya perubahan sistem pembuluh darah, di mana makanan janin pertama diambil janin kedua. Hingga pada akhirnya salah satu janin meninggal di dalam kandungan. Namun satu janin lagi masih dapat bertahan hidup.
Baca juga:
2 Penyebab Kehilangan Janin Seperti yang Dialami Marissa Nasution
Hari Valentine : Ada Ciuman Respek dan Erotis, Simak 2 Manfaatnya
Jomblo Menderita saat Hari Valentine? Siapa Bilang, Cek 3 Hal Ini
Lalu apa yang terjadi pada janin yang meninggal dan yang masih bertahan hidup?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tergantung usia kehamilannya itu sendiri. Biasanya kalau kehamilan terlalu kecil mau nggak mau janin yang meninggal dibiarkan di dalam (hingga waktunya melahirkan). Kalau sudah besar, janinya dua-duanya dikeluarkan," kata dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG saat dihubungi, Tabloidbintang.com, Rabu 14 Februari 2018.
Jika usia kandungan masih kecil, bagaimana nasib janin yang masih bertahan? Seberapa besar kemungkinannya untuk terlahir dengan selamat?
Menurut dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG itu kembali lagi bagaimana kondisi kesehatan sang ibu. Namun tentu saja dengan kondisi membawa satu janin meninggal dan satu janin hidup, sang ibu membutuhkan pengawasan dokter yang ketat. Saat melahirkan pun memiliki resiko tersendiri.
"Risikonya kalau pada saat melahirkan bisa terjadi perdarahan, karena janin yang meninggal itu dia kan mengundang faktor pembekuan darah. tapi saya rasa dokter sudah memperhitungkannya," ungkapnya.
TABLOIDBINTANG