Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Sebab Pori-pori di Hidung Selalu Tersumbat dan Cara Mengatasinya

Semua cara sudah dilakukan untuk mengatasi pori-pori di hidung yang tersumbat, tapi belum ada hasilnya

12 Maret 2018 | 16.30 WIB

Ilustrasi jerawat/komedo. Shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi jerawat/komedo. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak cara untuk mengatasi pori-pori di hidung yang tersumbat. Mulai dari menggunakan pore pack, sering melakukan esktrasi sendiri, atau facial dengan harga yang cukup mahal tapi tetap saja pori-pori di hidung tetap tersumbat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Meski terlihat kecil kadang pori-pori yang tersumbat di bagian hidung dan T-zone ini dapat menggangu penampilan. Mungkin selama ini Anda akan menyalahkan pembersih yang dipakai, tapi ternyata bukan itu penyebabnya.  "Pori-pori yang tersumbat akibat kerusakan pada struktur pori termasuk serat kontraktil yang mendorong minyak ke permukaan dan kelenjar menjadi hiperaktif," ujar dermatologist Carl Thornfeldt seperti dilansir dari Instyle.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Respon ini ketahui karena peradangan, bukan hanya hormon yang meningkat. Untuk mengurangi fungsi kelenjar tersebut dibutuhkan pengobatan secara topikal dan oral. Produk topikal yang dapat digunakan adalah yang mengandung bahan spesifik yang dapat mengecilkan kelenjar dan mengurangi peradangan.

Ilustrasi komedo. Shutterstock.com

Thornfeldt mencontohkan misalnya asam salisilat, sulfacetamide, sulfur, retinaldehyde, retinol, dan niacin amid. Dia juga menyebutkan produk herbal dengan kadar vitamin A tinggi dan bahan antiinflamasi seperti rosemary, spearmint, curcumin, dan castor. "Suplemen oral termasuk spearmint, teh kunyit dan jahe, niacinamide (vitamin B3), vitamin B6 sebelum masa menstruasi dan melewatinya, dan zinc picolinate,” tambah Thornfeldt.

Lebih lanjut Thornfeldt mengatakan ada hal penting yang perlu diingat untuk mendapatkan pori-pori yang bersih. Produk topikal yang digunakan sebaiknya yang bersahabat dengan minyak sehingga dapat sampai ke bagian dasar. "Asam salisilat, asam nabati atau retinol sangat efektif, sedangkan glycolic dan AHA tidak begitu efektif karena mudah larut dalam air," ujarnya.

Jika semua perawatan topikal masih gagal, buatlah perjanjian dengan dokter kulit dan pertimbangkan perawatan. "Cahaya LED merah dan inframerah dapat bekerja membersihkan lesi seperti terapi photodynamic (PDT). Selain itu, Terapi Intense Pulse Light yang langsung ke jaringan juga sangat membantu,” ujar Thornfeldt. Seperti diketahui sebelumnya bahwa ekstraksi saja tanpa mengikuti terapi topikal dan oral, pori-pori akan tersumbat lagi dalam waktu 13 hari.

 

NIA PRATIWI 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus