Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua harus membiasakan anak bernapas menggunakan hidung. Hal tersebut akan mempengaruhi masalah kesehatan tidur saat dewasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Praktisi kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran Jakarta, dr. Andreas Prasadja, RSPGT mengatakan cara bernapas anak-anak akan mempengaruhi saraf-saraf yang ada pada tubuhnya. Menurutnya, kebiasaan bengong pada anak juga bisa membuat pertumbuhan rahang menjadi tidak maksimal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Anak-anak jauh lebih penting untuk membiasakan napas lewat hidung saat terjaga. Karena kalau dia terbiasa napas di mulut saat terjaga, nganga, bengong, mulutnya terbuka, saraf-sarafnya akan terganggu di wajah," ujar Andreas.
Baca juga:
Tren Operasi Plastik 2019, Permak Hidung Pakai Tulang Iga
Trik Menebak Kepribadian Seseorang dari Bentuk Hidung
"Nantinya pertumbuhan rahang atas dan bawah akan jelek, akan jadi kecil. Anak-anak inilah yang nanti dewasanya akan menderita sleep apnea (mendengkur)," lanjutnya.
Sementara itu, penyanyi Andien sempat mempraktekkan metode buteyko atau tidur dengan cara menutup mulut menggunakan plester pada sang anak, Anaku Askara Biru atau Kawa, yang masih berusia dua tahun. Menurut Andreas, hal tersebut tidak masalah. Hanya saja jika sang anak terlihat mulai kesulitan bernapas, para orang tua harus segera membuka plesternya.
"Anak-anak beda lagi. Kalau soal napas pada dewasa beda, wanita hamil beda, anak-anak beda. Kalau anak-anak, pesan saya silakan, tapi kalau dia sesak silakan buka saja. Kalau pilek si artis malah merasa lega, ya syukur, tapi kalau ternyata dia keliatan sesak ya buka saja," jelas Andreas.