Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Sejarah Warung Kopi Purnama di Bandung yang Ada Sejak 1930

Warung Kopi Purnama berawal dari kedai sederhana Tjhiang Shong She. Kini warung kopi ini dijalankan generasi keempat.

19 April 2025 | 16.00 WIB

Warung Kopi Purnama bergaya Belanda-Cina yang dibangun sejak 1930 di Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Rabu, 19 Maret 2025. Tempo/Nia Nur Fadillah.
Perbesar
Warung Kopi Purnama bergaya Belanda-Cina yang dibangun sejak 1930 di Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Rabu, 19 Maret 2025. Tempo/Nia Nur Fadillah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Di antara banyak kafe di Kota Kembang, ada kedai kopi tua yang masih banyak dikunjungi pelanggan, yakni Warung Kopi Purnama. Didirikan sejak 1930 di Jalan Alkateri Nomor 22, Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, warung ini tetap bertahan dengan bangunan serta cita rasa masakan yang dibuat menggunakan resep turun temurun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Warung Kopi Purnama pertama kali beroperasi pada 1930 dan tetap bertahan hingga saat ini. Selama 95 tahun, kedai kopi ini telah dipegang oleh empat generasi dan melewati beberapa zaman. Namun, hampir tak ada yang berubah dalam kurun waktu tersebut. Pemiliknya masih memakai resep keluarga serta tetap memilah menu tambahan yang tidak terlalu modern. Pengunjung juga masih bisa melihat interior ruangan bagian depan yang bergaya Belanda-Cina, sama seperti dulu. 

Sejarah Warung Kopi Purnama

Kedai kopi tertua di Bandung ini pertama kali dibangun oleh pria keturunan Cina bernama Jong A Tong yang menikah dengan perempuan dari Medan. Ia sebelumnya menetap di Medan dan membuka usaha di Kota Ketua. Lalu, ia pindah ke Tangerang sampai akhirnya 1927 menetap di Kota Kembang. Di kota ini, ia membuka warung kopi sederhana bernama Tjhiang Shong She yang berarti Silakan Mencoba. Warung kopi itu juga menjadi tempat tinggal keluarganya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selama 12 tahun berjalan, pada 1942, warung diambil alih oleh penerusnya. Saat di bawah pengelolaan generasi kedua, pada 1962 nama Tjhiang Shong She diubah menjadi Purnama. Perubahan nama itu dilakukan karena ada larangan penggunaan nama bahasa asing saat masa Orde Baru.

Aldi Yonas, penerus generasi keempat Warung Kopi Purnama, mengatakan bahwa pemilihan nama itu diambil bukan tanpa alasan. Ada makna yang diharapkan pada nama baru itu. Bukan hanya nama yang berubah. Ia juga mengubah detail kafe dengan menambahkan lampu berbentuk bulat sempurna tanpa penutup atas, mirip bulan purnama.

"Balik lagi ke filosofi keberuntungan atau hoki. Purnama itu kan bulan, bulan paling bulat, sempurna, paling terang. Jadi memang (filosofinya) faktor keberuntungan," kata Aldi yang ditemui Maret 2025 lalu.

Penambahan Area dan Pemugaran

Lebih lanjut, Aldi menceritakan bahwa ia melanjutkan usaha keluarga sejak 2014 setelah dipegang sang ibu selama 37 tahun. Aldi mengungkapkan bahwa pada 2010, ada penambahan area non-smoking di area belakang seluas 140 meter persegi. Lalu, pada 2021, sempat ada pemugaran dan renovasi untuk memperbaiki sekaligus menjaga bentuk bangunan. 

Dari pemugaran, ditemukan papan nama Tjhiang Shong She. Tapi yang tertinggal hanya potongan kata "Tjhiang Shong". Papan nama itu kemudian dipajang di dinding warung. "Kalau dilihat itu ada yang belang, Tjiang Shong doang, itu "she"-nya baru, pakai akrilik. Nah, itu sengaja, karena yang seharusnya Tjhiang Shong She menjadi satu kesatuan, cuman hilang," ujar Aldi.

Selain pajangan nama pertama kedai, ada juga perabotan peninggalan generasi sebelumnya yang disimpan hampir di setiap sudut ruangan. Lalu, pengunjung bisa melihat potret Bandung tempo dulu ditempel di dinding area depan yang merupakan bangunan lama. Potret tersebut membuat pengunjungnya bernostalgia ke masa lalu. "Orang yang duduk di seberang dari pigura itu sejauh apa pun masih bisa merasakan bagaimana Bandung zaman dulu," kata Aldi yang kini berusia 36 tahun.

Dikunjungi Selebritas dan Pejabat

Warung Kopi Purnama kerap dikunjungi oleh beberapa selebritas dan pejabat, mulai dari Hesti Purwadinata, Prisia Nasution, Asri Welas, hingga Ridwan Kamil dan Jusuf Kalla.

Aldi juga mengatakan bahwa kedai kopi ini pernah dijadikan lokasi syuting Love Is Cinta pada 2007, sebuah film yang dibintangi Raffi Ahmad, Acha Septriasa, dan Irwansyah. "Dulu Raffi Ahmadnya sampe istirahat di atas di lantai dua, saya ingat waktu saya masih SMA, (Warung Kopi Purnama) masih dipegang mama saya," ujar Aldi.

NIA NUR FADILLAH

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus