Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin telah terbukti melindungi manusia dari berbagai macam jenis penyakit menular, bahkan dapat menghilangkan beberapa penyakit di Indonesia. Contoh sukses vaksinasi adalah polio dan cacar varicella. Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dokter Reisa Broto Asmoro menyatakan hanya beberapa puluh negara yang memulai vaksinasi Covid-19 dari 200 lebih negara yang ada di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia menyarankan tiga langkah inti sebagai persiapan bagi calon peserta penerima vaksin agar proses berjalan lancar serta membawa dampak yang optimal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Vaksin dapat menyelamatkan nyawa. Vaksin selama ini telah terbukti dapat melindungi dari berbagai penyakit menular. Vaksin COVID-19 yang digunakan pada masa darurat pandemi efektif mengurangi risiko infeksi berat dan fatal dari COVID-19. Jadi, persiapkan diri sebaik mungkin untuk mendapatkan dampak yang optimal, yakni tercipta kekebalan tubuh semaksimal mungkin,” katanya.
Ia menyarankan praktik tiga langkah persiapan, sebelum mendapatkan tiga manfaat vaksinasi atau "Tiga, Sebelum Tiga". Pertama, lakukan pendaftaran dan pastikan apabila nama sudah terdaftar di dalam Sistem Satu Data Vaksinasi yang dikembangkan pemerintah.
Pada umumnya, masyarakat yang masuk dalam kelompok sasaran vaksinasi akan mendapat giliran untuk divaksin di fasilitas pelayanan kesehatan, di antaranya beberapa pos vaksinasi di berbagai kota besar yang kini membuka pendaftaran daring atau kolektif. Peserta dipersilakan melakukan pendaftaran dengan cara yang tepat sesuai pentunjuk panitia penyelenggara sebelum datang ke tempat vaksinasi.
"Hindari datang langsung tanpa perjanjian karena akan membuka peluang antrean panjang dan kerumunan yang akan merugikan semua pihak," imbaunya.
Peserta juga diimbau untuk tetap konsisten menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan, serta mencuci tangan) di pos pelayanan vaksinasi. Disarankan agar calon penerima vaksin memakai baju yang lengannya dapat dilipat dengan mudah atau baju berlengan pendek. Untuk perempuan, pos vaksinasi akan menyiapkan ruang tertutup, terutama bagi yang berhijab.
Peserta vaksinasi diarahkan untuk memeriksa kesehatan dan pastikan kondisi tubuh dalam keadaan fit sebelum divaksinasi. Bagi calon penerima vaksin, baik yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, disarankan untuk memeriksakan fisik untuk mengetahui kondisi kesehatan. Disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan fisik dan meminta rekomendasi sebelum menerima vaksin COVID-19.
“Pastikan suhu tubuh normal di bawah 37,3 derajat Celcius dan tekanan darah di bawah 180 per 110,” kata Reisa.
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes sejak Februari 2021 telah menyatakan bahwa penderita hipertensi atau darah tinggi dapat divaksinasi apabila tekanan darahnya dalam kondisi terkontrol dan di bawah 180/110 MmHg pada saat dilakukan vaksinasi. Untuk menghindari tekanan darah tinggi pada saat pemeriksaan kesehatan, Reisa menyarankan agar calon penerima vaksin beristirahat atau tidur dengan cukup, menjalani gaya hidup sehat, tidak merokok dan minum alkohol, berolahraga dengan rutin sesuai kapasitas tubuh masing-masing, dan jauhi kondisi yang dapat menimbulkan stres berat.
Begitu juga dengan penderita diabetes, dapat divaksinasi sepanjang kondisi kadar gula terkontrol dan tidak sedang mengalami gangguan akut. Penyintas kanker dapat diberikan vaksin selama tidak menjalani terapi imunosupresi. Sedangkan penyintas COVID-19 dapat divaksinasi jika sudah lebih dari tiga bulan sembuh.
Bagi masyarakat yang masih dalam pengobatan atau terapi, dianjurkan untuk tetap melanjutkan konsumsi obat-obatan yang disarankan dokter dan tidak perlu dihentikan karena hendak vaksinasi COVID-19. Untuk ibu yang sedang menyusui juga boleh menerima vaksin. Beberapa ahli bahkan menduga imunitas yang didapat ibu menyusui dapat disalurkan pada bayinya melalui Air Susu Ibu (ASI).
Ia menyarankan agar anggota masyarakat yang sudah memperoleh konfirmasi jadwal dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin menjelang hari vaksinasi. Para calon penerima vaksin Covid-19 disarankan mempelajari pertanyaan dari petugas pendamping selama proses penyaringan peserta vaksinasi.
Menurut Surat Edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan 18 Februari 2021, setidaknya ada 14 pertanyaan yang harus bisa dijawab calon penerima vaksin di meja penyaringan. Petunjuk teknis vaksinasi COVID-19 menyatakan setiap pos vaksinasi setidaknya memiliki satu rangkaian proses dengan empat meja.
Meja Nomor 1 adalah registrasi atau verifikasi pendaftaran, Meja Nomor 2 adalah penyaringan dengan anamnesa dan pemeriksaan kesehatan, Meja Nomor 3 adalah tempat vaksinasi, dan Meja 4 adalah registrasi setelah penyuntikan yang disertai adanya ruang tunggu untuk masa observasi minimal 30 menit.
“Keempat meja ini melambangkan proses yang komprehensif. Oleh karena itu tidak bisa saling dipisahkan. Ikuti semuanya dengan persiapan yang baik dan patuhi saran petugas,” ujar Reisa.
Selama proses observasi, pelajari semua tentang dampak ringan yang umum terjadi usai vaksinasi. Kemudian, setelah menerima surat bukti sudah vaksinasi, buat agenda di kalender untuk kembali mendapatkan dosis kedua.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Reisa menilai ketiga persiapan di atas dapat membuka peluang penerima vaksin menikmati tiga dampak positif vaksin. Pertama, kekebalan tubuh penerima vaksin akan terbangun sehingga siap menghadapi serangan COVID-19 apabila sampai terpapar. Pertahanan melawan COVID-19 bukan hanya vaksin, namun pencegahan lain seperti patuh protokol kesehatan sebagai bentuk adaptasi kebiasaan baru.
“Jangan lengah. Kita sudah melewati bulan ke-12 pandemi. Pastikan saat ini kita sudah terbiasa menjalani pola hidup baru yakni adaptasi kebiasaan baru dengan pola hidup yang bersih dan sehat, pola hidup produktif yang aman COVID-19," katanya.
Manfaat lain vaksinasi COVID-19, beban tenaga medis akan turun dan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit akan meningkat drastis.