Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sikap terlalu sensitif atau waspada berlebihan menandakan hypervigilance, dikutip dari Counselling Directory. Mengutip Medical News Today, hypervigilance cara otak melindungi tubuh dari bahaya, tapi bertindak seolah-olah selalu ada ancaman di sekitarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketika seseorang mengalami hypervigilance, alam bawah sadarnya ingin terus mengantisipasi bahaya. Akibatnya indra terus dalam keadaan siaga tinggi ingin merespons bahaya, bahkan yang sebetulnya tidak ada. Biasanya hypervigilance tidak menanggapi ancaman nyata, tapi reaksi berlebihan terhadap kewaspadaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hypervigilance keadaan kewaspadaan yang meningkat. Itu menyebabkan munculnya sikap waspada terhadap bahaya tersembunyi dari orang lain atau lingkungan. Tapi, sering kali bahaya tersebut tidak nyata. Itu bisa menyebabkan otak dan tubuh terus-terusan waspada. Peningkatan kewaspadaan itu menyebabkan berkeringat, detak jantung cepat, dan pernapasan dangkal.
Orang yang hypervigilance mungkin menunjukkan beberapa perilaku yang terlihat seperti paranoia. Orang yang hypervigilance sangat sensitif terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Itu cara berperilaku yang mungkin tersebab trauma atau masalah kesehatan mental yang mendasari.
Kondisi kesehatan mental apa saja yang rentan mempengaruhi hypervigilance?
1. PTSD
Gangguan stres pascatrauma atau PTSD mempengaruhi orang mengalami atau melihat peristiwa traumatis yang mengancam jiwa. Kewaspadaan yang berlebihan ciri utama PTSD, karena orang takut muncul traumanya. Hal tersebut menyebabkan selalu waspada mengantisipasi trauma yang akan terjadi lagi.
2. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan umum juga rentan berakibat hypervigilance. Walaupun ada perdebatan, gangguan kecemasan yang menyebabkan hypervigilance atau sebaliknya.
3. Kondisi kesehatan mental
Hypervigilance juga rentan dialami orang dengan kondisi kesehatan mental lainnya, antara lain skizofrenia, gangguan obsesif kompulsif, dan bipolar. Mengutip Healthline, skizofrenia menyebabkan hypervigilance. Kewaspadaan yang berlebihan bisa memperburuk gejala lain dari kondisi ini, seperti paranoia atau halusinasi.
Pilihan Editor: Apa Saja Kondisi yang Menyebabkan Halusinasi?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.