Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tes kecerdasan intelektual atau intelligent quotient (IQ) biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif. Mengutip Verywell Mind, tes IQ memberikan skor sebagai ukuran kemampuan dan potensi intelektual individu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Banyak alasan orang untuk melakukan tes kecerdasan intelektual. Adapun di antaranya untuk menempuh pendidikan, penelitian kognitif, dan melamar pekerjaan. Tes IQ juga untuk menilai kemampuan memori, kecepatan pemahaman dan penalaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tes IQ bukan ukuran pasti
Skor tes IQ tidak pasti menggambarkan penilaian tentang diri seseorang. Mengutip Healthline, tes ini memang tidak untuk memastikan kemampuan seseorang secara keseluruhan. Tes IQ tidak sepenuhnya menilai kreativitas atau keterampilan emosional. Skor rendah mungkin tidak selalu menggambarkan kemampuan intelektual yang sebenarnya.
Banyak ahli percaya, tes IQ tak memberikan gambaran yang jelas tentang kecerdasan. Ini karena ada beberapa jenis kecerdasan yang perlu dipertimbangkan. Tes IQ telah menjadi kontroversi karena sejumlah alasan, salah satunya ketimpangan terhadap eugenika atau mutu susunan genetik manusia.
Tak semua ahli juga menyetujui definisi standar kecerdasan. Itu sebabnya tidak semua tes IQ mengukur hal yang sama secara pasti.
Banyak ahli menyarankan, elemen penting lainnya mempengaruhi kecerdasan, termasuk faktor sosial dan emosional. Para ahli menyarankan keterampilan sosial dan emosional sebenarnya lebih penting daripada IQ dalam menentukan kesuksesan seseorang. Ini menjadikan skor tes IQ yang lebih tinggi tak selalu memprediksi keberhasilan seseorang dalam hidup.
AMELIA RAHIMA SARI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.