Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Desainer Ziad Nakad menampilkan koleksi couture Spring/Summer 2018 yang bertajuk Demeter di Paris Fashion Week. Dalam mitologi Yunani kuno, Demeter merupakan dewi yang melambangkan kesuburan dalam jagat pertanian. Dia adalah sosok yang diyakini memberi anugerah panen raya dan kemakmuran di bumi, sehingga mendapat julukan She of the Grain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Ziad Nakad, Demeter adalah sosok perempuan sempurna yang pantas disebut ‘Ibu Bumi’. “Demeter adalah dewi yang menghadirkan buah di muka bumi dan menawarkannya kepada kemanusiaan. Pemujanya tersebar di banyak wilayah yang tergantung pada produksi gandum, misalnya di Sisilia, Eleusis, Crete, Thrace, dan Peloponnese,” ujar Ziad dalam keterangan resminya.
Desainer berdarah Lebanon itu mendeskripsikan koleksinya sebagai jajaran busana pengantin bergaya bebas yang merefleksikan ladang gandum dan langit cerah. Hal ini terlihat dari palet kelir yang dipilih cenderung lembut seperti biru pucat dengan sentuhan kuning muda dan emas. Sedangkan warna-warna earthy yang dipilih adalah yang lembut dipandang mata, seperti hijau yang melambangkan tanah, koral yang mencerminkan samudra, serta perunggu yang merefleksikan nuansa pepohonan di kala senja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam koleksi terbarunya kali ini, desainer yang mendirikan atelier perdananya pada 1997 itu tetap mempertahankan karakter khas siluetnya yang memancarkan aura seksi dan elegan, sekaligus glamor melalui penggunaan potongan yang mengikuti lekukan tubuh perempuan.
Foto: Ziad Nakad
Hampir seluruh busana dalam koleksi Demeter kembali mengandalkan bodice dengan fitting ketat yang menonjolkan garis-garis yang membuat tubuh terkesan ramping dan jenjang. Variasi detail lebih dimainkan untuk bagian rok yang banyak menggunakan ornamen bordir.
Baca juga: 8 Item Fashion Pengganggu Kesehatan
Selain bordir, Ziad banyak mengaplikasikan hiasan yang dikombinasikan dengan material kain dan bulu-bulu. Seluruhnya disematkan secara seamless atau nyaris tanpa batasan garis pada gaun, sehingga membuat ornamen-ornamen glamor tersebut terkesan melekat di kulit.
Sebagian set busana Ziad menggunakan potongan megar yang diseimbangkan dengan pengaplikasikan sabuk tipis bertabur kristal yang semakin menegaskan lekuk pinggang. Secara umum, pemilihan siluet simpel tapi glamor dan warna-warna lembut merupakan represntasi dari ikon Demeter, sebagaimana dibayangkan oleh Ziad.
Dari segi material, Ziad banyak menggunakan kain tile untuk lengan yang ditempeli dengan bordir motif floral sehingga tampak menyerupai tato elegan saat dikenakan. Gaun demi gaun yang ditampilkan menunjukkan akurasi jahitan dari seseorang yang menguasai material sutera dan tile yang terkenal cukup sulit diatur.
Sebagai koleksi busana pengantin, Demeter mendobrak justru melalui kesederhanaan, alih-alih menampilkan siluet-siluet yang mewah dan berpotongan ball gown. Meskipun demikian, aura glamor yang kuat tetap menjadikan koleksi ini sebagai deretan busana yang menjadi pilihan untuk karpet merah,
Menurut Ziad, busana-busana pengantin dalam koleksi ini sangat sesuai untuk karakter perempuan yang kuat, mandiri, berintuisi tinggi, tetapi sangat murah hati. “Karakter koleksi saya terinspirasi dari sifat dewi-dewi sebagai simbol sebuah pencapaian dan perdamaian,” ujarnya.