Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah jajak pendapat di Inggris pada 1.000 laki-laki menemukan fakta sekitar separuhnya takut mengungkapkan masalah atau perasaan karena khawatir dicap lemah. Sebanyak 19 persen memilih mengungkapkan perasaan lewat tulisan daripada lisan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alasan lainnya adalah mereka malu melakukannya (42 persen), merasa canggung (39 persen), takut terlihat lemah (30 persen). Sementara hasil kepada siapa mereka lebih nyaman mengungkapkan perasaan, pasangan menjadi jawaban terbanyak, sedangkan ayah dan kerabat menjadi dua pihak yang paling sulit untuk diajak bicara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alasan terbanyak pria sulit berbicara pada ayah termasuk fakta ayah sulit mengekspresikan perasaan (42 persen) dan kedua pihak jarang bercakap-cakap secara mendalam sebelumnya (42 persen). Survei ini diprakarsai oleh Hallmark bekerja sama dengan badan amal pencegahan bunuh diri pada laki-laki Andy’s Man Club dalam rangka peluncuran kartu menyambut Hari Ayah sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa sayang.
Takut jadi beban dan diolok-olok
Alasan lain laki-laki enggan mencurahkan perasaannya termasuk tak ingin menjadi beban (26 persen) atau takut diolok-olok (19 persen). Sekitar satu dari empat orang (23 persen) takut mereka tak bisa mengatur emosi dengan baik saat berbicara dan 19 persen mengaku tak ingin orang lain melihatnya menangis.
Kemudian, 39 persen mengungkapkan jika mereka bercerita pad sesama pria maka khawatir disebut lemah. Tapi pada yang melakukannya, mereka mengaku merasa lega setelah curhat (28 persen), merasa lebih baik secara umum (25 persen), dan lebih rileks (17 persen). Demikian dilansir dari Express.co.uk.