Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu persoalan rumah tangga yang cukup pelik adalah bagaimana cara mengelola keuangan. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda saat memegang uang, terutama dalam jumlah banyak. Apakah kamu dan pasangan punya kesepakatan tertentu dalam mengelola keuangan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mitra pendiri sebuah perusahaan konsultan keuangan, Sun Group Wealth Partners, Winnie Sun menyarankan setiap pasangan berkompromi soal bagaimana mengelola keuangan sebelum menikah. Terutama di awal menjalin hubungan, urusan uang bisa menjadi tantangan yang pelik bagi pasangan pengantin baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Keuangan menjadi salah satu isu yang menantang dalam pernikahan karena umumnya orang tidak biasa bicara terbuka tentang uang," kata Winne Sun. Penasihat keuangan dari Amerika Serikat ini menuturkan, jarang ada pasangan yang memiliki prinsip yang sama tentang uang. Dalam banyak kasus, salah satu pasangan menjadi pemboros, sementara pasangan yang satu lagi rajin menabung.
Winnie Sun menjelaskan, ada banyak unsur yang membentuk karakter seseorang dalam mengelola keuangan. Di antaranya lingkungan tentang orang tersebut dibesarkan, berapa banyak pendapatannya, apa tujuan keuangan, cita-cita di masa depan, dan banyak lagi. Lantas selama menjalani pernikahan, semua itu berbenturan dengan kebutuhan pokok, seperti membayar cicilan rumah, mobil, makan dan minum, menabung, hingga bepergian.
"Uang adalah persoalan yang sangat pribadi," kata Winnie Sun. Ketika seorang penasihat finansial bertanya bagaimana pasangan mengelola keuangan mereka, tak sedikit yang merasa takut dihakimi, malu karena punya utang, merasa minder karena penghasilan yang kecil, kekhawatiran tidak dapat menabung, dan banyak lagi.
Winnie Sun melanjutkan, sejatinya pernikahan mampu membebaskan pasangan dari masalah keuangan. Asalkan, menurut dia, kedua pihak saling terbuka dan memiliki visi yang sama. "Pernikahan bisa menjadi kunci membuka peningkatan finansial jika pasangan bekerja sama dalam melaksanakan rencana pengelolaan keuangan untuk masa depan bersama," ujarnya.
Berikut tips mengelola keuangan bersama pasangan:
Tetapkan tujuan janga pendek dan jangka panjang
Buat peta manajemen keuangan bersama pasangan. Lalu, tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Apa-apa saja yang ingin dicapai. Tujuan jangka pendek misalkan membeli perabot rumah tangga, perbaikan beberapa sudut rumah, kebutuhan rekreasi yang tidak perlu alokasi khusus, dan sebagainya.
Sementara tujuan jangka panjang, seperti membeli rumah, tabungan pensiun, tabungan pendidikan anak, dan sebagainya. Buat jangka waktu pemenuhan target jangka pendek dan jangka panjang. Contoh, menyisihkan berapa persen dari pendapatan selama enam bulan untuk membeli perabot rumah. Dengan begitu, kamu dan pasangan punya tujuan konkret dengan perkiraan waktu yang tepat.
Pakem kalkulasi
Tak peduli besar atau kecil pendapatan yang diperoleh, pakem dalam mengkalkulasi kebuthan finansial adalah berapa pendapatan rata-rata dan pengeluaran rutin. "Ingat, membuat anggaran untuk mengelola keuangan tidak harus rumit," ujar Winnie Sun. Jika masih bingung, terapkan porsi 50:30:20. Separuh dari pendapatan bulanan untuk pengeluaran rutin, seperti pemenuhan makanan dan minum, membayar cicilan rumah, angsuran mobil, dan lainnya. Sebanyak 30 persen untuk hobi, makan di luar atau rekreasi, dan belanja kebutuhan sekunder. Sisanya, 20 persen untuk tabungan.
Terbuka dan transparan
Winnie Sun mengatakan, hindari kisruh mengelola keuangan dalam pernikahan dengan membangun kepercayaan finansial. Caranya, bersikap transparan, terbuka untuk berbagai keperluan, beri tahu dan ingatkan pasangan tentang komitmen finansial yang telah kalian sepakati. Hindari percakapan yang memicu gesekan keuangan, misalkan membicarakan tagihan saat jatuh tempo atau memenuhi kebutuhan keluarga besar yang masuk ke anggaran rutin.
Apabila pasangan sama-sama bekerja, pastikan ada kesepakatan tentang bagaimana masing-masing individu mengelola keuangan. Apakah memungkinkan menerapkan prinsip "uangmu uangku, uangku uangku", "saling menopang dan mengisi", atau ada kesepakatan angka yang rigid di antara pasangan.
Jangan mentang-mentang
Setiap pasangan adalah satu tim yang sama. Winnie Sun mengingatkan agar tidak mengedepankan ego salah satu pasangan. Misalkan pasangan yang mencari uang merasa superior ketimbang yang mengelola keuangan rumah tangga. Begitu juga jika keduanya bekerja, maka jangan ada yang merasa lebih menghasilkan ketimbang yang lain.
"Ini bukan kompetisi. Ini adalah kesempatan untuk membangun sesuatu yang lebih baik bagi pasangan," kata Winnie Sun. Kesepakatan dalam mengelola keuangan juga bisa dikompromikan lagi, sesuai dengan target yang ingin dicapai. "Mengelola keuangan bersama pasangan adalah kerja tim. Ketika bekerja sama dan berhasil mencapai tujuan, maka kalian menang bersama pula."
FADHILAH PRILIA | BRIDES
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.