Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Kelenteng tertua di Kota Solo, Tien Kok Sie menggelar ritual Pao Oen atau ritual tolak bala, Ahad 12 Januari 2020. Menurut pengelola kelenteng, ritual itu perlu dilakukan oleh pemilik empat shio di tahun Tikus ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Menurut kepercayaan kami, ada empat shio yang dianggap ciong atau tidak beruntung di tahun ini," kata Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie, Sumantri Dana Waluyo. Keempat shio itu adalah kuda, kelinci, ayam dan tikus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, pemilik shio tersebut terancam mengalami ketidakberuntungan selama setahun ke depan. "Yang paling besar shio kuda," katanya. Meski demikian, dia menyebut para pemilik empat shio itu tidak perlu khawatir.
"Yang paling penting adalah selalu waspada dan berhati-hati," katanya. Kewaspadaan disertai dengan doa menurutnya bisa meminimalisir terjadinya hal-hal yang dianggap suatu kesialan.
Selain itu, dia menyarankan agar pemilik empat shio tersebut memperbanyak karma baik. "Dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik," katanya. Salah satunya dengan melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi sesama makhluk hidup.
Menjelang Imlek, kelenteng tertua di Solo itu selalu menggelar ritual Pao Oen. Ritual itu dilakukan dengan cara melepaskan burung pipit dan ikan lele ke alam bebas. Ritual itu biasanya diikuti oleh pemilik shio yang terancam mengalami kesialan.
"Memberi kebebasan kepada makhluk bernyawa merupakan karma baik," katanya. Dalam ritual sejenis tolak bala itu, ratusan burung pipit dilepaskan di depan kelenteng.