Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mobil Mini Tamiya, Tak Ada Matinya

Hobi bermain mobil mini Tamiya kembali populer. Komunitas mini 4wd semarak lagi di berbagai kota.

4 Agustus 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Komunitas Tempo Inti Tamiya (Temiya) di Palmerah, Jakarta, 2 Agustus 2024. TEMPO/Ijar Karim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Sejumlah komunitas mini 4wd tumbuh subur hingga di kantor-kantor.

  • Nostalgia menjadi kekuatan kembalinya tren mini 4wd.

  • Toko dan komunitas kini menjadi tulang punggung eksistensi mini 4wd.

SUARA mendengung dinamo terdengar saat Billy Piri menaruh mobil mini 4wd di garis start sirkuit di salah satu sudut lantai Gedung Tempo Media, Rabu, 31 Juli 2024. Suara mendengung makin menjadi-jadi ketika dua mobil mini 4wd lain ikut baris di garis start.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selepas wasit membuka garis start, ketiga mobil mungil tersebut melesat mengikuti rute sirkuit sepanjang 75 meter nan berkelok itu. Ketika mobil-mobil itu melesat, suaranya semakin gaduh yang berasal dari roda dan roller mobil beradu dengan sirkuit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun kebisingan dari mobil mini 4wd itu belum seberapa jika dibandingkan dengan teriakan Billy dan belasan kawannya. Ya, mereka bersorak mendukung si empunya mobil mini 4wd yang sedang berlomba.

Billy dan belasan kawannya adalah anggota komunitas Tempo Inti Tamiya atau Temiya, sebuah kelompok internal kantor Tempo yang punya hobi bermain mini 4wd.

"Agenda balapan kami setiap Rabu dan Sabtu sesudah jam kantor," kata pria 28 tahun itu.

Billy bercerita komunitas Temiya terbentuk belum lama, sekitar tiga bulan lalu. Awalnya, hanya satu-dua pencinta mini 4wd yang adu pamer mobil masing-masing di kantor. Tak disangka, puluhan anggota terkumpul dalam tempo beberapa hari saja.

Selanjutnya, mereka membangun sirkuit di dalam kantor bermodal duit patungan sebesar Rp 4 juta. Billy mengatakan sejauh ini tak ada keluhan dari kantor tentang aktivitas balap mini 4wd.

"Tahu diri saja, berkegiatan ketika sudah sepi dan tidak mengganggu orang lain bekerja," ujar Billy.

Persiapan komunitas Tempo Inti Tamiya (Temiya) untuk mengikuti latihan bersama di Palmerah, Jakarta, 2 Agustus 2024. TEMPO/Ijar Karim

Untuk mobil mini 4wd yang digunakan, para anggota Tamiya sepakat memainkan kelas STB Plus. Artinya, mobil yang digunakan wajib versi standar bawaan boks, tapi boleh melakukan perubahan bagian penting, seperti dinamo dan baterai.

Yohanes, salah satu anggota komunitas Temiya, mengaku tertular demam mobil mini 4wd dari media sosial. Selain itu, mini 4wd ibarat nostalgia lantaran saat kecil ia pernah memainkan mobil bikinan pabrik Tamiya tersebut.

Bahkan, menurut Yohanes, kali ini menyalurkan hobi mini 4wd terasa lebih bersemangat karena kini ia sudah punya uang sendiri untuk membeli mobil mini 4wd. Belum lagi, harga satu unit mobil mini 4wd standar terbilang cukup murah, Rp 150-180 ribu.

Saat ini ia mengoleksi lebih dari tiga unit mobil mini 4wd lengkap dengan berbagai suku cadang. "Cukup banyak, saya harus memakai loker di kantor untuk menyimpannya," ujar Yohanes sembari tertawa.

Demam Tamiya juga dirasakan Edo dan Marshela. Keduanya sedang merintis komunitas pemain mini 4wd di kantor mereka di kawasan Jakarta Pusat. Edo mengatakan, saat ini baru terkumpul 11 orang untuk kelompok racer Tamiya mereka.

"Saat ini kami sedang perbesar lintasan di kantor, maklum ruangan yang tersedia cukup sempit," kata pegawai salah satu perusahaan penyedia jasa keuangan itu.

Edo mengaku mengenal mini 4wd sejak zaman sekolah menengah pertama sekitar 2002-2004. Hobi itu muncul lagi setelah ia ramai melihat kegiatan komunitas Tamiya di media sosial. "Dulu setiap kali mau beli harus menabung dulu. Sekarang alhamdulillah jadi lebih mudah. Lebih semangat lagi main mini 4wd," kata Edo.

Adapun Marshela mengenal mini 4wd dari kakaknya sejak ia duduk di bangku sekolah dasar sekitar 2007. Saat itu ia hanya melihat kakaknya bermain. Namun, setelah menonton rekan kerjanya di kantor seru-seruan adu cepat mini 4wd setelah jam kerja, ia jadi penasaran juga.

"Seru banget bagaimana menyetel mobil sendiri biar enggak klontang (keluar lintasan)," tutur perempuan 27 tahun itu.

Komunitas Teras Tamiya pada Kejuaraan National Championship Mini4WD Japan Style di Bali, 24 November 2023. Dok. Teras Tamiya

Naiknya tren mini 4wd juga terasa sampai di Pulau Dewata. Salah satu komunitas mini 4wd, Teras Tamiya Mini4WD Bali, mencatat makin banyaknya gelaran balap menjadi penanda makin ramainya peminat mini 4wd.

"Dulu belum tentu ada gelaran per dua pekan. Sekarang setiap pekan hampir ada lomba mini 4wd di Bali. Hadiahnya pun lebih besar," kata Ketua Komunitas Teras Tamiya, Ida Bagus Anom Satya Prabawa, ketika dihubungi, Sabtu lalu.

Adapun kelas yang ramai dimainkan di Bali saat ini adalah Standard Tamiya Box atau STB. Meski begitu, kejuaraan untuk mini 4wd di kelas lebih atas, seperti Standard Tamiya Original atau STO, masih cukup banyak digelar di Bali.

Ida Bagus Anom menyebutkan hubungan antarkomunitas mini 4wd terjalin dengan baik. Buktinya, setiap perlombaan yang digelar selalu dikomunikasikan bersama. Intinya, agar tak ada gelaran mini 4wd yang bentrok.

"Jadi, biar makin ramai setiap ajang balap. Saya pikir komunikasi ini yang bikin komunitas di Bali makin besar."

Salah satu penjaga nyala hobi mini 4wd adalah toko-toko yang menjual mobil dan berbagai aksesori. Salah satu toko mini 4wd yang paling besar di Indonesia adalah Dolphin Tamiya Hobby yang berada di Mangga Dua Square, Jakarta.

Vincen Yanuar Cahya, pemilik Toko Dolphin Tamiya Hobby di Jakarta. Dok. Pribadi

Pemiliknya, Vinsen Yanuar Cahya, menyebutkan toko Tamiya dan peralatan kecil berdiri pada 2008. Hingga akhirnya, kini Dolphin menjadi distributor utama Tamiya di Indonesia.

Menurut Vinsen, tren mini 4wd memang sempat beberapa kali mengalami kenaikan dan penurunan. Namun ia memastikan hobi permainan mini 4wd tidak pernah mati di Indonesia. Buktinya, Dolphin masih melayani penjualan dan penyaluran barang-barang Tamiya dari Jepang hingga ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk ke Papua.

Vinsen juga menyebutkan perubahan tren kegiatan mini 4wd, yang dulunya rutin digelar di pusat-pusat belanja, kini bergeser ke toko-toko spesialis produk mini 4wd. Alasannya, sementara dulu para pemain mini 4wd adalah orang-orang biasa, kini para peserta balap mini 4wd berasal dari komunitas.

"Komunitas-komunitas itu dekat dengan toko mini 4wd. Makanya kegiatannya lebih banyak di toko," ujar Vinsen.

Meski begitu, Vinsen berharap popularitas mini 4wd terjaga hingga beberapa tahun ke depan. Sebab, Indonesia punya pasar mini 4wd terbesar di dunia. Harapannya, dengan kompetisi yang berjalan rutin, akan muncul pembalap-pembalap potensial yang bisa diandalkan untuk ikut kompetisi internasional. "Termasuk kejuaraan dunia di Jepang. Itu sangat bergengsi."

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus