Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INDONESIA terus berupaya menekan angka kasus aktif Covid-19 agar menurun dibanding rata-rata dunia. Per 12 November 2020, meski terdapat penambahan kasus positif sebanyak 4.173 kasus, angka kasus aktif masih lebih rendah dari rata-rata dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jumlah kasus aktif 55.274 atau 12,22 persen, di mana kasus aktif dunia berada di angka 27,60 persen. Jumlah kasus sembuh di Indonesia pada saat ini 382.084 atau 84,5 persen, di mana kasus sembuh dunia menurun, yaitu 69,93 persen,” ujar juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, akhir pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menambahkan, angka kasus meninggal kumulatif sebanyak 14.933 atau 3,3 persen. “Angka kasus meninggal dunia sebesar 2,45 persen,” tuturnya.
Wiku mengajak semua pihak untuk menjadikan data-data yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 sebagai acuan dalam mengendalikan virus corona. Melalui data kasus positif, angka kesembuhan dan kematian bisa menentukan prioritas penanganan pengendalian penyakit. “Sehingga semua yang sakit menjadi sembuh, tidak ada lagi yang meninggal, dan tidak ada kasus baru lagi,” ucapnya.
Capaian yang baik ini, menurut Wiku, diminta agar tidak membuat semua pihak lengah. Pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan berkolaborasi menekan angka kasus aktif. Dia menambahkan, Indonesia bisa belajar dari negara tetangga, seperti Thailand (3,09 persen) dan Singapura (0,09 persen).
Khusus untuk kasus meninggal di Indonesia, kata Wiku, masih dapat terkendali laju penambahan kasusnya. Di negara lain, laju kasus kematian akibat Covid-19 bertambah signifikan dalam waktu singkat.
Masih tingginya angka kasus meninggal ini harus menjadi perhatian semua pihak. Wiku menuturkan Indonesia dapat belajar dari negara-negara yang menekan angka kematiannya. Pemerintah akan terus meningkatkan testing, tracing, dan treatment (3T) untuk menekan angka kematian.
Peningkatan 3T ini merupakan langkah penting untuk memastikan mereka yang positif Covid-19 dan kontak terdekatnya dapat dideteksi secara dini. Hal ini sekaligus dapat memastikan penanganan diberikan lebih cepat sehingga meningkatkan angka kesembuhan dan menekan angka kematian.
“Penting untuk diingat bahwa upaya meningkatkan 3T merupakan bentuk kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya,” ujarnya.
Jika berkaca pada data Satgas Penanganan Covid-19, epidemiolog Universitas Indonesia, Ede Surya, menyatakan apa yang dilakukan pemerintah saat ini sudah tepat. Menurut dia, dalam penanggulangan bencana memang ada beberapa hal yang dilakukan, di antaranya adalah 3T. “Kalau data testing sudah benar semua dan tidak ada pelaporan yang belum tercakup,” ucapnya kepada Tempo, Jumat, 13 November lalu.
Ede mengatakan, total 446 laboratorium untuk tes yang tersedia sudah sangat baik. Tapi, yang disayangkan, mayoritas laboratorium itu hanya berpusat di DKI Jakarta dan sekitarnya. Oleh karena itu, ia berharap fasilitas laboratorium disebar lebih merata di seluruh wilayah Indonesia guna meningkatkan tes polymerase chain reaction di wilayah lain.
Adapun dalam rerata harian tujuh hari terakhir per 13 November 2020, spesimen yang berhasil didapat mencapai 37.872 dan orang yang diperiksa pun telah mencapai 31.260 per hari. Capaian tersebut telah melampaui target pemerintah, yakni 30 ribu per hari. Sementara itu, positivity rate dalam periode yang sama tercatat sebesar 14,09 persen atau 4.023.
Dia menyarankan beberapa wilayah melaporkan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dengan baik. Sebab, ia menduga, masih ada beberapa daerah yang tak melaporkan kasus positif Covid-19. “Jika ada yang tak baik, perbaiki bareng-bareng,” ucap Ede.
Dengan angka kematian yang masih tinggi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai orang yang meninggal karena terjangkit Covid-19 merupakan pahlawan bagi bangsa Indonesia. “Mereka semua adalah pahlawan bagi bangsa Indonesia, sebagai bagian perjalanan dan pergelutan untuk memenangi pertempuran melawan pandemi Covid-19,” ujarnya dalam peringatan Hari Pahlawan.
Bagi mereka yang sedang menghadapi Covid-19, Sri Mulyani juga berdoa agar dapat dipulihkan dan bisa beraktivitas kembali dan berjuang menangani pandemi Covid-19. Menurutnya, pandemi ini telah mengancam semua orang dan perekonomian serta bangsa.
ALI NUR YASIN, EKO WAHYUDI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo