Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia, Anggraini Alam, mengatakan vaksinasi demam berdarah dapat mengurangi risiko anak terkena infeksi demam berdarah berat sehingga menyebabkan kematian. Menurutnya, infeksi demam berdarah yang berat bisa menyebabkan kebocoran plasma darah atau anak mengalami syok dan kondisi itulah yang dapat menyebabkan kematian pada beberapa kasus demam berdarah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dengan adanya vaksin yang dapat diberikan tanpa melihat pengalaman demam berdarah sebelumnya diharapkan akan lebih banyak anak yang dapat terlindungi dari demam berdarah," harapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia juga menuturkan vaksinasi dapat menurunkan tingkat rawat inap karena demam berdarah sehingga akan mengurangi beban biaya rawat yang signifikan serta kehilangan waktu kerja dan sekolah karena rawat inap. Vaksinasi demam berdarah untuk anak dan dewasa saat ini telah mendapat rekomendasi dari IDAI dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
Target 0 kematian
Vaksinasi dapat diberikan pada setiap orang dengan rentang umur 6-45 tahun dengan anjuran dokter. Anggraini mengingatkan tidak ada pengobatan yang spesifik untuk demam berdarah sehingga sebaiknya tidak menyepelekan gejala. Gejala dapat berupa sakit kepala disertai demam tinggi dan nyeri pada otot, tulang, dan sendi.
Terkait vaksin, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan walau belum menjadi program, vaksin DBD sudah menjadi imunisasi pilihan yang direkomendasikan. Kementerian Kesehatan menargetkan angka kasus demam berdarah kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada 2024 dan 0 kasus kematian pada 2030.
Selain Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, Kementerian Kesehatan juga memanfaatkan teknologi Wolbachia, yakni bakteri yang dapat tumbuh alami pada serangga, terutama nyamuk. Nadia menambahkan kerja sama dengan dukungan mitra pemerintah dan pihak swasta akan membantu mempercepat tercapainya target eliminasi demam berdarah di Indonesia. Sementara itu General Manager Takeda Indonesia, Andreas Gutknecht, berharap akses terhadap vaksinasi demam berdarah dapat membantu keluarga Indonesia mendapatkan perlindungan yang komprehensif sehingga tujuan pemerintah untuk nol kematian akibat demam berdarah pada 2030 dapat tercapai.
Pilihan Editor: Cegah DBD Berat pada Anak dengan Vaksinasi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.