Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Wabah Campak Bikin Cemas AS, karena Angka Vaksinasi Rendah?

CDC mengingatkan wabah campak global bisa meluas karena banyaknya orang yang bepergian tanpa divaksin, termasuk di Amerika Serikat.

3 Maret 2025 | 13.55 WIB

Imunisasi Campak
Perbesar
Imunisasi Campak

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah campak tengah membuat khawatir warga Amerika Serikat, apalagi dengan sudah ada laporan kematian seorang anak. Wabah merebak daerah Selatan, yakni di negara bagian Texas dan New Mexico.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengingatkan wabah campak global bisa meluas karena banyaknya orang yang bepergian tanpa divaksin. Contohnya kasus yang terjadi di California pada 19 Februari 2025 pada seseorang yang baru saja kembali dari Asia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sejauh ini, CDC sudah melaporkan 165 kasus campak sepanjang 2025, 93 persen di antaranya dikaitkan dengan wabah campak. Virus campak juga merebak di negara bagian California, Alaska, Georgia, Kentucky, New Jersey, Kota New York, Rhode Island, selain di Texas dan New Mexico, menurut laporan pada 27 Februari 2025.

"Campak adalah virus pernapasan yang paling menular di Planet Bumi," kata analis kesehatan senior di Fox News, Dr. Marc Siegel, pada 1 Maret 2025. Menurutnya, wabah merebak karena rendahnya angka vaksinasi.

Berisiko Komplikasi Serius

Menurut Siegel, meski gejala campak yang umum adalah ruam berwarna merah terang, tanda itu hanya muncul lima hari setelah terinfeksi. Gejala yang perlu diperhatikan justru demam, hidung mampet, nyeri dan sakit, serta mata merah. 

Pasien juga kemungkinan mengalami luka di mulut. "Bila sudah divaksin, Anda 97 persen terlindungi dari campak," ujar Siegel di kanal Fox News.

Sementara itu, kontributor media yang sama, Dr. Nicole Saphire, mengatakan, "Sebagai seorang ibu dan dokter, warga Amerika harus mewaspadai campak, ini bukan penyakit zaman dulu. Dengan turunnya angka vaksinasi, kita melihat kenaikan wabah yang seharusnya bisa dicegah, dan penyakit ini menyebar seperti kebakaran di tempat-tempat tanpa vaksinasi," tutur Saphier.

Ia juga mengingatkan komplikasi yang bisa terjadi, terutama pada balita dan ibu hamil. "Komplikasi termasuk pneumonia, ensevalitis, bahkan kematian. Karena itu, jika Anda divaksinasi dan sehat, risiko tertular rendah dan yang menjadi kekhawatiran justru yang tidak divaksin," tambah Saphier.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus