Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Buah cempedak hampir menjadi penganan langka di Jakarta. Para penyukanya kuliner ini, kadang harus rela memesan dari luar kota--baik yang masih berupa buah maupun yang sudah diolah.
Namun tak perlu khawatir. Bagi yang rindu dengan cempedak, cobalah blusukan ke Gang Kalimati, Glodok, Jakarta. Di jalan setapak ini, Anda dapat menemukan penjual cempedak goreng.
Nama penjajanya ialah Cik Lina. Warungnya menjadi salah satu primadona di sentrakuliner pecinan Glodok itu. Cempedak gorengnya dikenal sampai luar kota. "Ada yang dari Surabaya, Depok, macam-macam. Mereka biasanya datang langsung atau pesan via online," kata Cik Lina saat ditemui, pada Sabtu, 3 Februari 2018.
Cempedak Cik Lina memang sudah lebih dari 20 tahun berkiprah. Perempuan berdarah Tionghoa berusia 30-an tahun itu mengenang, lapak sederhananya pertama kali dibuka pada masa Orde Baru.
Pada era 1990-an, kata dia, cempedaknya jadi favorit hampir semua kalangan. Warung itu kini dikelola oleh generasi kedua. "Dulu ibu saya yang jualan. Beliau memang tukang masak," katanya.
Pada kerusuhan 1998, cempedak Cik Lina tetap buka. Bahkan masih diburu pelanggan di Gang Kalimati.
Salah satu pembelinya, Evi, perempuan berusia 70-an, adalah pembeli setia. Ia, yang kini tinggal di daerah Sunter, Jakarta Utara, mengaku selalu menyempatkan diri mampir ke cempedak Cik Lina kalau sedang belanja kebutuhan Imlek di Pasar Petak Sembilan, Glodok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya sudah dari dulu jadi pelanggan. Ya, rasanya beda sih sama cempedak lainnya," tutur Evi.
Ukuran gorengan cempedak Cik Lina memang lebih besar dibanding cempedak lain. Cempedak itu dimasak sebesar telapak tangan orang dewasa. Bumbunya khusus dari resep warisan. Cik Lina enggan membongkar resepnya. "Selain resep rahasia, cara memasaknya juga berpengaruh," ujarnya.
Cik Lina mendatangkan cempedak dari Depok. Ia mengaku, makin hari makin sulit menemui penjual yang menjajakan buah cempedak. "Apalagi kalau musim hujan angin begini," tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kualitas buah cempedak pada musim hujan umumnya menurun. Menurut Lina, tasanya tak begitu manis. "Tapi, ya, gimana pintarnya kita mengolah supaya rasa gorengannya tetap enak," ucapnya.
Cempedak Cik Lina dijual Rp 12.500 per biji. Biasanya, dalam sehari, ia bisa menjual 250-300-an. "Habis 42 buah cempedak sehari. Satu buah untuk 6-7 gorengan," katanya.
Warung ini buka pagi-pagi pukul 08.00 sampai 17.00. Namun, khusus Imlek mendatang, warungnya bakal tutup selama tiga hari.