Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Selepas Imlek, masyarakat Tionghoa pun bersiap menyambut Cap Go Meh, tradisi penutup yang dirayakan pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Cina itu. Dalam momentum tersebut, ada hidangan khas yang biasanya tersaji, salah satunya lontong cap go meh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekilas, sajian lontong cap go meh mirip dengan lontong opor yang merupakan kuliner khas masyarakat Jawa yang biasanya juga menjadi menu andalan saat syawalan atau satu minggu setelah Lebaran. Lontong cap go meh biasanya disajikan dengan sambal goreng labu siam, opor ayam, sayur lodeh, dan telur pindang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di kota Solo, Jawa Tengah, ada satu warung kuliner legendaris yang menyajikan menu lontong cap go meh yakni lontong Cap Go Meh Ny Liem. Lokasinya berada di Jalan Sabang Nomor 2, Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo. Uniknya, warung tersebut hanya buka setahun sekali selepas perayaan Imlek hingga Cap Go Meh tiba. Meski begitu, setiap kali buka warung itu tak pernah sepi dari pembeli.
Hidangan lontong cap go meh dijual di warung Lontong Cap Go Meh Ny Liem di Kota Solo, Jawa Tengah. Kuliner khas tersebut menjadi suguhan saat perayaan Cap Go Meh setelah Tahun Baru Imlek. Foto diambil Selasa, 11 Februari 2025. TEMPO/Septhia Ryanthie
Pemilik warung Lontong Cap Go Meh Ny Liem, Lenny Lianawati, mengemukakan warung itu telah dikelola oleh keluarganya selama puluhan tahun secara turun-temurun. Ia sendiri merupakan generasi ketiga. "Ini warisan dari nenek ke mama mertua saya, kemudian ke saya. Jadi saya generasi ketiga. Kalau saya sendiri sudah mengelola warung ini 30 tahunan," ungkap Lenny saat ditemui di warungnya, Selasa, 11 Februari 2025.
Setiap tahunnya, Lenny mengatakan membuka warungnya setelah Imlek hingga Cap Go Meh. Kali ini, warungnya mulai buka pada tanggal 5 hingga 14 Februari 2025. Satu porsinya, lontong cap go meh Ny Liem dibanderol dengan harga Rp 40 ribu. "Saya buka dari tanggal 5 sampai 14 Februari, sepuluh hari. Kemarin sebelum saya buka pun sudah banyak yang menanyakan 'kapan buka?'," katanya.
Leny menuturkan para pembeli tidak hanya warga keturunan Tionghoa tapi juga warga lainnya dan tidak hanya dari Kota Solo tapi juga lua kota. "Ya ada dari Klaten, Yogyakarta, Semarang, Jakarta, dan lain-lain," ujar dia.
Dia menambahkan pada hari biasa, pembeli yang berdatangan ke warungnya rata-rata sekitar 100 orang. Adapun saat Cap Go Meh, jumlah pembelinya mencapai sekitar 300 orang.