Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Yogyakarta selain dikenal sebagai kota wisata, juga memiliki warung-warung legendaris. Tidak sedikit merek-merek yang melegenda itu sudah terkenal di berbagai wilayah Indonesia, bahkan sampai di luar negeri. Lantas, merek-merek legendaris apa saja yang terdapat di Yogyakarta? Berikut antara lain:
Ayam Goreng Ny. Suharti
Rumah makan terkenal yang sekaligus merek legendaris pertama asal Yogyakarta adalah Ayam Goreng Ny. Suharti. Melansir dari pariwisataindonesia.id, rumah makan ini didirikan oleh pasangan Nyonya Suharti dan suaminya, Syahlan P. Harjono pada 1972. Kuliner ayam goreng Ny. Suharti dikenal karena cita rasa rempah-rempahnya yang kuat sehingga tidak mengherankan rumah makan ini sudah memiliki banyak cabang di berbagai kota di Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri.
SGPC Bu Wiryo
Nama SGPC merupakan singkatan dari menu utama dari warung ini, yaitu sego pecel atau nasi pecel. Melansir dari berbagai sumber, rumah makan ini didirikan oleh keluarga Wiryosoenarto sejak 1959. Sebelum menjadi salah satu tempat kuliner populer seperti saat ini, sego pecel yang dijual oleh Bu Wiryo, sang perintis, dijajakan dengan digendong dan berkeliling setiap harinya.
Sate Klathak Pak Pong
Bagi penggemar kuliner, makanan sate klathak Pak Pong sudah tidak asing lagi. Bahkan, rasanya akan kurang lengkap berkunjung ke kota Gudeg ini tanpa mencicipi kelezatan kuliner legendaris Sate Klathak Pak Pong. Merek Sate Klathak Pak Pong juga termasuk merek legendaris di Yogyakarta yang sudah dirintis sejak 2005. Hingga saat ini, sate klathak Pak Pong menjadi kuliner andalan di Yogyakarta.
Gudeg Yu Djum
Salah satu merek kuliner gudeg yang terkenal di Yogyakarta adalah Gudeng Yu Djum. Merek Yu Djum merupakan salah satu merek legendaris yang sudah berdiri sejak 1951 dengan Djuwariyah, sebagai perintis dari usaha makanan khas Yogyakarta ini.
Melansir dari gudegyudjumpusat.com, dua kata dalam merek Yu Djum memiliki cerita tersendiri di baliknya. Kata Yu merupakan kependekan dari kata Mbakyu (panggilan perempuan tua dalam bahasa Jawa). Sementara Djum merupakan kependekkan dari nama sang perintis, Djuwariyah, yang kerap dipanggil Djum oleh para pelanggannya.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini