Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Menteri Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menetapkan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, sebagai destinasi wisata jamu tradisional. Pemerintah meyakini potensi industri jamu rumahan yang ada di kabupaten itu bisa menjadi daya tarik wisata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Puan Mahari mengatakan industri jamu rumahan di Sukoharjo merupakan sebuah warisan budaya dan bentuk kearifan lokal. "Tinggal nanti dikemas sehingga bisa menarik minat wisatawan untuk berkunjung," kata Puan Maharani saat ditemui seusai seremonial penetapan destinasi wisata jamu tradisional, Senin Sore, 18 Maret 2019.
Selama ini, Sukoharjo dikenal sebagai salah satu sentra industri kecil jamu tradisional. Di Pasar Nguter yang berada di kabupaten itu, para pedagang menjual bahan-bahan jamu tradisional maupun produk jamu dari industri rumahan yang dibuat oleh masyarakat di sekitar pasar.
Menurut Puan Maharani, rencana untuk menjadikan Sukoharjo sebagai destinasi wisata jamu tradisional telah dilakukan sejak 2015 lalu. "Baru bisa dicanangkan pada saat ini," katanya.
Pemerintah menggandeng Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk merealisasikannya. "Kami ingin jamu tradisional menjadi lebih dikenal," katanya. Apalagi, para perajin jamu cukup kreatif dengan membuat formula baru sehingga jamu lebih mudah dinikmati. "Jamu sudah tidak identik dengan pahit. Jamu itu enak dan menyehatkan," ucap Puan Maharani.
Pemerintah juga meminta beberapa industri jamu papan atas untuk menjadi bapak asuh bagi industri jamu rumahan di Sukoharjo. "Ada tiga perusahaan besar yang siap menjadi pendamping," kata Puan Maharani. Harapannya, pencanangan destinasi wisata jamu tradisional itu benar-benar bisa meningkatkan perekonomian di kabupaten yang berada di selatan Kota Solo itu.
Presiden Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat menyatakan siap mendampingi para pengusaha jamu skala rumah tangga di Sukoharjo. "Perusahaan kami dulunya juga berangkat dari sebuah industri kecil seperti mereka," katanya.
Artikel terkait: Jamu Indonesia Merambah ke Kota Paris
Pendampingan yang akan diberikan berupa pelatihan pemilihan bahan baku, produksi hingga pemasaran. "Termasuk juga peluang-peluang baru yang bisa digarap," katanya. Pengemasan juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh produsen jamu.
Menurutnya, sentra industri jamu di Sukoharjo, khususnya di Kecamatan Nguter memang cukup menarik untuk dijadikan destinasi wisata. "Bisa memberi nilai tambah untuk para pengusaha," katanya. Selain itu, program tersebut diharapkan mampu menaikkan pamor jamu tradisional baik di skala nasional maupun internasional.
Pemilik usaha jamu Gatutkaca Sukoharjo, Widatik menyatakan produsen jamu telah bersiap untuk menyambut wisatawan yang akan datang. "Kami terbuka sehingga wisatawan bisa melihat proses pembuatan jamu secara langsung," katanya.
Dia juga telah menyiapkan jamu khusus berupa minuman yang bisa dicicipi langsung oleh wisatawan. "Bahan utamanya adalah jeruk, jahe dan kencur," katanya. Minuman tersebut berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta mengobati batuk.