Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Yang Perlu Dipahami soal Pendarahan Otak Seperti yang Dialami Jamie Foxx

Pendarahan otak seperti yang dialami Jamie Foxx menyebabkan genangan darah di antara otak dan tengkorak dan menghalangi oksigen mengalir ke otak.

12 Desember 2024 | 23.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Jamie Foxx mengisahkan pengalamannya mengalami pendarahan otak pada April 2023, yang membuatnya koma selama beberapa minggu dalam tayangan komedi spesial di Netflix, "Jamie Foxx: What Had Happened Was". Ia harus menjalani operasi untuk merespons pendarahan otak yang menyebabkan stroke.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya berjuang untuk hidup. Pada 11 April, saya mengalami sakit kepala parah dan meminta aspirin pada anak saya. Sebelum saya minum aspirin, saya pingsan dan tak sadar selama 20 hari. Pada 4 Mei saya sadar dan mendapati diri di kursi roda. Saya tak bisa berjalan," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apa itu pendarahan otak?
Dr. Paul Saphier, pakar bedah saraf dan Coaxial Neurosurgical Specialists di New Jersey, Amerika Serikat, menyebut bahaya pendarahan otak atau stroke hemoragik, yang menjadi 10-15 persen kasus stroke. Pendarahan otak menyebabkan genangan darah di antara otak dan tulang tengkorak, yang menghalangi oksigen mengalir ke otak, menurut Cleveland Clinic.

Gejala pendarahan otak yang pertama adalah tiba-tiba sakit kepala parah, bisa juga termasuk mual, muntah, kebingungan, pusing, bicara tak jelas, mengantuk, dan kurang tenaga. Beberapa penyebab potensial pendarahan otak adalah trauma di kepala, penggumpalan darah, ada pembuluh darah yang lemah, tumor otak, dan hal-hal abnormal lainnya, menurut Cleveland Clinic. 

Kondisi ini juga bisa terjadi akibat tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, kebiasaan merokok, minum alkohol, dan usia, jelas Saphier. Karena pendarahan otak dan kesehatan jantung saling terkait, Saphier menyebut menjaga kesehatan jantung sebagai cara untuk menurunkan risiko.

Jamie Foxx. Foto: Instagram/@iamjamiefoxx

Pentingnya penanganan segera
Hampir 45 persen pasien pendarahan otak tak bisa bertahan hidup, ujar Saphier. Sekitar sepertiga penderita tak bisa lagi kembali ke kondisi normal sebelum terjadi pendarahan. Jika pendarahan otak tak segera mendapat penanganan, akibatnya adalah kerusakan permanen, termasuk kehilangan daya ingat, sulit bicara dan menelan, masalah kosrdinasi, bagian tubuh tertentu kebas atau lemas, kehilangan penglihatan, dan perubahan emosi.

Untuk mengurangi risiko pendarahan otak, Cleveland Clinic menyarankan untuk menjaga tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, menjaga berat badan yang sehat, membatasi minum alkohol, berhenti merokok, pola makan seimbang, dan berolahraga teratur.

"Prinsip umum yang sama minta pada pasien-pasien saya apapun aktivitas gaya hidup yang baik untuk jantung juga baik buat otak dan juga pembuluh darah," tutur Saphier kepada Fox News Digital.

"Jika punya riwayat keluarga aneurisma otak atau hemoragik, konsultasikan ke dokter yang meungkin menganjurkan skrining aneurisma otak dan pencegahan," tambahnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus