Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

5 Tip Aman bagi Traveler Sebelum Naik Kapal Laut

Salah satu tipnya, bila kapal terasa oleng saat masih menepi di dermaga, sebaiknya penumpang memilih tidak naik kapal tersebut.

4 Juli 2018 | 15.30 WIB

Tim evakuasi gabungan melakukan pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Selasa, 19 Juni 2018. Kapal tersebut terbalik dalam perjalanan dari Pelabulan Simanindo, Kabupaten Samosir, menuju Pelabuhan Tigaras di Kabupaten Simalungun pada Senin petang, 18 Juni 2018. ANTARA
Perbesar
Tim evakuasi gabungan melakukan pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Selasa, 19 Juni 2018. Kapal tersebut terbalik dalam perjalanan dari Pelabulan Simanindo, Kabupaten Samosir, menuju Pelabuhan Tigaras di Kabupaten Simalungun pada Senin petang, 18 Juni 2018. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tragedi kecelakaan transportasi perairan menimpa dua armada kapal belakangan ini. Dua pekan lalu, KM Ramos Rosma Marisi tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara. Lantas baru-baru ini terjadi lagi kecelakaan yang menimpa KM Lestari Maju di perairan Selayar.

Kecelakaan kapal laut tersebut tak pelak menimbulkan kecemasan bagi sebagian traveler yang hendak menumpang kapal. Namun tak perlu khawatir berlebihan. Sebab, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan untuk menghindarkan diri dari kecelakaan akibat human error.

Pengamat transportasi maritim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Raja Oloan Saut Gurning, saat dihubungi Tempo pada Rabu, 4 Juli, mengatakan setidaknya para pelancong mesti memperhatikan lima tip berikut ini.

1. Peka terhadap kondisi kapal
Pelancong disarankan melihat-lihat lebih dulu kondisi kapal sebelum berlayar. "Pertama, jika kondisinya penuh dengan barang, penumpang, dan kendaraan, maka tanyakan kepada petugas apakah kapal benar-benar aman," tutur Saut. Bila kapal terasa oleng saat masih menepi di dermaga, sebaiknya penumpang memilih tidak naik kapal tersebut. "Pastikan oleng bukan karena gelombang, tapi karena muatan," katanya.

2. Memastikan ketersediaan pelampung
Bila kondisi kapal dipastikan aman dan stabil, traveler sebaiknya mengidentifikasi letak baju pelampung. "Tanyakan kepada awak kapal tempat baju pelampung," ujar Saut. Ada baiknya traveler lebih dulu memastikan apakah jumlahnya itu setara dengan jumlah penumpang atau tidak. Jumlah pelampung harus sesuai dengan standar Konvensi Internasional untuk Keselamatan Penumpang di Laut atau SOLAS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Warga membantu evakuasi korban yang selamat saat KM Lestari Maju tenggelam di perairan Selayar, Sulawesi Selatan, Selasa, 3 Juli 2018. Kapal berangkat dari Pelabuhan Bira, Bulukumba, menuju Kabupaten Kepulauan Selayar. ANTARA/Mhumu

3. Memastikan ketersediaan sekoci
Selain pelampung, ketersediaan sekoci perlu dipastikan keberadaannya. Sekoci idealnya dipasang di dua sisi lambung. Sekoci harus mampu menampung 100 persen penumpang. Kapal yang memenuhi standar juga harus memiliki life-raft atau kapal kecil untuk awak kapal dengan kapasitas 25-30 persen dari jumlah penumpang.

Baca juga: 20 Kapal Pesiar dari Berbagai Negara Akan Bersandar di Sabang

4. Memastikan adanya informasi keselamatan
Menurut Saut, kapal atau armada yang baik umumnya memberikan informasi keselamatan dan akses jalur evakuasi bila terjadi kecelakaan. "Penumpang harus benar-benar tahu wilayah emergency atau wilayah kumpul untuk menaiki life-boat atau kapal sekoci sambil memakai baju pelampung," ucapnya.

5. Cek perusahaan pemilik kapal
Pelancong lebih baik mengecek perusahaan pemilik kapal melalui Internet sebelum berlayar. "Mungkin ini sedikit sulit, tapi tak kalah penting," tuturnya. Biasanya, kata dia, perusahaan pelayaran atau pemilik kapal yang baik cenderung transparan memberikan informasi terkait dengan berbagai hal yang dapat diakses publik mengenai kapal tersebut. Hindari perusahaan yang tertutup memberikan informasi, misalnya menyembunyikan kondisi kapal, yang mungkin dalam kondisi tidak laik berlayar.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus