Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pergantian tahun baru dirayakan di seluruh dunia. Beberapa negara memiliki tradisi berbeda menyambut tahun yang baru. Mulai dari kembang api, persembahan kepada para dewa, hingga makan makanan tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Awal tahun baru setiap 1 Januari dikenal mulai abad ke-16 sejak pertama kali kalender Gregorian pertama kali diadopsi. Berikut ini berberapa tradisi tahun baru yang populer di seluruh dunia dan asal-usulnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Jepang
Dilansir dari Express UK, tahun baru di Jepang disambut dengan bunyi lonceng yang dibunyikan di kuil-kuil. Upacara itu disebut “joya no kane”, yang berarti lonceng tengah malam. Kuil-kuil membunyikan lonceng sebanyak 108 kali untuk menandai berakhirnya tahun lalu dan dimulainya tahun berikutnya. Bunyi lonceng ke-108 melambangkan 108 keinginan dan kecemasan duniawi yang disebutkan dalam ajaran Buddha, dan tujuannya adalah untuk membunyikan lonceng-lonceng ini.
Tradisi lainnya adalah mengunjungi kuil pertama kali yang dikenal sebagai “Hatsumode”, di mana orang-orang berdoa untuk keberuntungan. Mereka juga membeli jimat omamori, yaitu kantong kecil berisi doa yang ditulis di atas kertas, dan mengembalikan omamori lama mereka dari tahun sebelumnya. Harapan ditulis di emas atau plakat kayu, dan slip keberuntungan omikuji dikeluarkan untuk tahun tersebut.
Kebiasaan lainnya yang dilaporkan berasal dari periode Kamakura (1185–1333), adalah orang Jepang memakan mi soba, yang utamanya terbuat dari tepung soba, pada Malam Tahun Baru. Mi yang panjang dan tipis ini keras tetapi mudah digigit, dan mengunyahnya melambangkan pelepasan dari kesulitan tahun sebelumnya.
2. Yunani
Di Yunani, ada kebiasaan menggantung bawang di pintu atau di dalam rumah setelah kebaktian gereja pada hari tahun baru. Bawang diyakini melambangkan kesuburan dan pertumbuhan, mengingat umbi cenderung bertunas. Bawang juga diyakini membantu orang tumbuh dan menangkal kejahatan. Selain itu, orang tua secara tradisional membangunkan anak-anak mereka pada Hari Tahun Baru dengan mengetuk kepala mereka dengan bawang.
Tradisi lainnya adalah memberikan penghormatan kepada uskup Kristen dan teolog Santo Basil dengan memotong "kue keberuntungan", yang disebut vasilopita, yang dibuat dengan koin tersembunyi di dalamnya, yang merupakan tanda keberuntungan dan kesehatan yang baik. Biasanya dipotong oleh kepala keluarga, potongan kue pertama adalah untuk Yesus Kristus, kemudian Perawan Maria, diikuti oleh Santo Basil. Potongan kue kemudian dipotong untuk anggota keluarga dan orang yang menemukan koin tersebut diyakini akan diberkati dengan keberuntungan sepanjang tahun.
3. Spanyol
Orang Spanyol merayakan Tahun Baru dengan memakan tepat 12 buah anggur pada tengah malam. Semua buah anggur tersebut diperkirakan akan habis dalam hitungan detik sebelum jarum jam menunjukkan pukul 12. Meskipun tradisi ini diyakini akan membawa keberuntungan dan kemakmuran di tahun mendatang, asal usulnya masih diperdebatkan.
Dikutip dari Indian Express, menurut beberapa sumber, tradisi ini bermula pada tahun 1800-an, ketika kaum borjuis di Madrid ingin mengadopsi kebiasaan orang Prancis untuk makan anggur dan minum sampanye pada Malam Tahun Baru. Kepercayaan lain adalah bahwa pada tahun 1909, petani anggur di Alicante dan Murcia menghasilkan panen anggur yang melimpah dan mempopulerkan tradisi menjual kelebihan anggur tersebut.
Kisah lain menyebutkan bahwa tradisi ini mungkin sudah dimulai berabad-abad sebelumnya, saat dianggap sebagai pertanda baik untuk merayakan Tahun Baru dengan makanan simbolis, termasuk biji-bijian dan buah-buahan yang melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
4. Skotlandia
Perayaan akhir tahun di Skotlandia, diwarnai dengan tradisi membersihkan rumah dan dipersiapkan untuk “saining”, yang berarti “memberkati atau melindungi”. Dengan air yang diperoleh dari aliran sungai yang dianggap suci, setelah dikonsumsi sisanya dipercikkan ke sekeliling rumah.
Selain itu, ada juga tradisi membakar ranting untuk membersihkan rumah. Namun kini orang-orang Skotlandia hanya membiarkan pintu dan jendela terbuka agar udara segar dapat masuk untuk dibersihkan. Menurut ritual "First Footing", diyakini juga bahwa pengunjung pertama yang memasuki rumah setelah tengah malam pada tanggal 31 Desember akan menentukan keberuntungan di tahun mendatang.
“First Footer” yang ideal adalah pria jangkung dan berambut gelap, karena menurut kepercayaan penduduk setempat, orang berambut pirang dikaitkan dengan kemalangan. Orang tersebut juga membawa hadiah simbolis, termasuk batu bara (melambangkan kehangatan), wiski (untuk keceriaan) dan kue (melambangkan kelimpahan).
5. Jerman
Orang Jerman mengawali tahun dengan meramal melalui tradisi Bleigießen (“menuangkan timah” dalam bahasa Inggris), di mana potongan kecil timah atau timah dipanaskan hingga meleleh. Logam cair tersebut kemudian dengan cepat dituangkan ke dalam semangkuk air dingin, mengeras hingga mengambil berbagai bentuk yang kemudian diartikan sebagai prediksi masa depan.
Tradisi ini berakar pada praktik ramalan Romawi kuno, dan menjadi populer di Jerman pada abad ke-19. Selama bertahun-tahun, karena risiko kesehatan yang terkait dengan timbal, kini digunakan alternatif yang lebih aman, termasuk lilin dan timah, dan perlengkapan khusus untuk bahan tersebut tersedia di toko-toko di Jerman selama musim perayaan ini.