Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Pramugari Ungkap Modus Pencuri yang Nyamar jadi Penumpang Pesawat

Pramugari menceritakan modus para copet yang pura-pura jadi penumpang, ada yang hanya mencuri di toko bebas bea, ada pula yang beraksi di pesawat.

27 April 2025 | 12.27 WIB

Ilustrasi ruang tunggu bandara. Unsplash.com/Andrik Langfield
Perbesar
Ilustrasi ruang tunggu bandara. Unsplash.com/Andrik Langfield

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pramugari ingatkan pelancong agar selalu waspada saat berada di bandara dan pesawat. Sebab, banyak pencuri atau copet menyamar menjadi penumpang dan menjalankan aksinya di bandara maupun pesawat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Barbara Bacilieri, pramugari penerbangan bertarif rendah asal Spanyol, Vueling, mengungkap bagaimana pencuri merampok penumpang dan toko bebas bea. Ia juag menyarankan hal yang dapat dilakukan penumpang untuk mencegah jadi korban. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bacilieri mengunggah serangkaian video yang telah ditonton lebih dari 2 juta kali di TikTok. "Bandara beroperasi seperti kota kecil, dan seperti di kota mana pun, kejahatan terjadi setiap hari, hanya saja di sini, lebih sulit dilihat, dan lebih sulit lagi dihentikan," kata dia kepada hampir lima juta pengikutnya, seperti dilansir New York Post

Ia mengatakan, para pencuri itu sengaja membeli tiket agar bisa leluasa masuk bandara. Sebagian ada yang menjalankan aksinya di toko-toko bebas bea bandara, tanpa naik ke pesawat. 

“Mereka melewati pemeriksaan keamanan, mengakses gerbang keberangkatan, dan merampok penumpang atau toko bebas bea, lalu menghilang sebelum pesawat berangkat,” kata dia.

Ia mengatakan bahwa banyak dari pencuri ini adalah pelaku berulang, tertangkap kamera, terekspos di Instagram atau TikTok, tetapi mereka masih bisa menjalankan aksinya seperti pelancong biasa. Bandara punya langkah pengamanan yang ketat, tetapi para pencuri jarang ditindak tegas.“Tidak ada yang menghentikan mereka. Tidak ada yang menindaklanjuti.”

Mencuri Data Penumpang

Benda yang dicuri penumpang gadungan itu tak selalu berupa barang fisik. Mereka juga kerap mencuri data dari ponsel atau kartu kredit. Mereka bisa meretas data penumpang yang menggunakan port pengisian daya USB bandara untuk mengakses detail bank dan informasi pribadi lainnya.

Beberapa pencuri di bandara bahkan menggunakan pemindai Near Field Communication (NFC) untuk mengambil data dari kartu kredit penumpang saat mereka melewatinya. Penggelapan kartu secara diam-diam ini sering kali luput dari perhatian hingga beberapa hari kemudian, ketika pemilik kartu tersebut melihat transaksi yang mencurigakan, sering kali di negara asing. 

Pencurian di Pesawat

Bukan hanya bandara, pencurian juga kerap terjadi di pesawat dalam penerbangan. Menurut Bacilieri, para pencuri itu ikut naik pesawat, menunggu lampu redup hingga penumpang tertidur, lalu diam-diam membuka rak bagasi, membuka ritsleting tas, dan mengambil barang berharga di dalamnya seperti perhiasan, uang tunai, dan barang elektronik. “Saya pernah melihatnya terjadi. Saya sudah melaporkannya. Dan kenyataannya, tanpa kamera di pesawat, sering kali tidak ada yang bisa kami lakukan.”

Bacilieri mengatakan bahwa penumpang bisa mencegah menjadi korban. Ada beberapa car yang bisa dilakukan. Pertama, jangan pernah meninggalkan tas, perangkat elektronik, atau barang berharga lainnya tanpa pengawasan di bandara.

Untuk melindungi diri dari penjahat dunia maya, Bacilieri menyarankan agar penumpang membawa port pengisian daya USB atau charger sendiri dan menggunakan dompet khusus yang memblokir Identifikasi Frekuensi Radio untuk mencegah pelaku kejahatan mencuri informasi dari chip kartu kredit.

Ia juga menyarankan untuk mengunci tas, meskipun di dalam pesawat. Hati-hati juga terhadap orang asing yang terlalu ramah, baik di bandara maupun di dalam pesawat. "Jika ada yang terasa aneh, segera laporkan kepada kru," kata dia. 

Pencurian barang penumpang di pesawat meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Biro Keamanan Hong Kong yang dikutip The Standard melaporkan bahwa ada 169 kasus tercatat dari Januari hingga Oktober 2024. Jumlah pencurian ini meningkat dari 92 kasus pada 2023 dan melampaui 147 insiden pada 2019.

Menurut data Hong Kong, sekitar 70 persen kasus pencurian terjadi pada penerbangan jarak pendek dari Asia Tenggara, dengan negara-negara asal termasuk Malaysia, Thailand, India dan Vietnam. Sisanya dari Cina, Jepang, dan Korea Selatan.

NEW YORK POST | THE STANDARD HK
Pilihan Editor: Turis Ditangkap di Bandara Singapura setelah Mencuri Parfum Senilai Rp 13 Juta

Mila Novita

Bergabung dengan Tempo sejak 2013 sebagai copywriter dan menjadi anggota redaksi pada 2019 sebagai editor di kanal gaya hidup. Kini menjadi redaktur di desk Jeda yang meliputi gaya hidup, seni, perjalanan, isu internasional, dan olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus