Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menyusul kematian tragis aktor Lee Sun Kyun, polisi menggeledah dan menyita barang bukti dari outlet media ternama asal Korea Selatan, Dispatch. Penggerebekan itu terjadi karena dugaan pembocoran kasus Lee Sunkyun saat masih dalam tahap investigasi internal. Sebab diketahui, saat ini Korea sedang gencar mulai menyelidiki kecurigaan kebocoran informasi mengenai penyelidikan mendiang Lee Sun Kyun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 23 Januari 2024, Badan Investigasi Anti Korupsi dan Kejahatan Ekonomi Badan Kepolisian Provinsi Gyeonggi Nambu melakukan penggeledahan dan penyitaan unit dari investigasi kejahatan narkoba Badan Kepolisian Incheon serta media setempat. Mereka diperiksan karena kaitannya saat sedang menyelidiki tuduhan penggunaan narkoba Lee Sun Kyun dan mengamankan data terkait sebagai barang bukti.
Pengumuman Dispatch soal Penggerebekan dan Penyitaan Barang Bukti
Perusahaan media yang digeledah dan disita diketahui belakangan ini adalah Dispatch. Pada Selasa, 23 Januari 2024, Dispatch mengeluarkan pemberitahuan. “(Pemberitahuan) Saya harap ini tidak berakhir dengan penggeledahan dan penyitaan Dispatch. Tim Investigasi Anti-Korupsi Kantor Gyeonggi Selatan melakukan penggeledahan dan penyitaan Dispatch," kata pernyataan resmi media tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dispatch juga menambahkan bahwa untuk mengetahui laporan kejadian penggerebean oleh kepolisian tersebut, mereka telah melaporkannya kepada wartawan. Dispatch mengungkapkan bahwa pihak kepolisian Gyeonggi telah menyita buku catatan dan telepon genggam para jurnalis mereka.
Artikel Dispatch yang Memicu Pemeriksaan Polisi
Dispatch kemudian membagikan artikel mereka yang memicu penggerebekan tersebut. "Alasan yang diberikan untuk penggeledahan dan penyitaan tersebut adalah artikel yang diterbitkan pada tanggal 28, sehari setelah kematian Lee Sun Kyun. Dalam artikel tersebut, kami mengkritik investigasi polisi dan outlet berita dan, dalam prosesnya, menerbitkan laporan kasus dari tanggal 18 Oktober," tulis Dispatch menyusul berita penggeledahan.
Memang benar, Dispatch merilis 'laporan internal' polisi tepat setelah kematian Lee Sun Kyun. Meski begitu mereka mengungkap kekecewaan atas investigasi yang tidak mendasar itu. "Kami berharap penggeledahan dan penyitaan Kantor Distrik Gyeonggi Selatan ini tidak digunakan untuk menutupi korupsi polisi. Kami memperoleh dokumen itu melalui pihak ketiga,” kata orang dalam Dispatch.
Berharap Polisi Tidak Menutupi Masalah Ini dengan Penggerebekan
Banyak yang menyayangkan mengapa media tersebut jadi ikut terlibat karena dinilai membocorkan investigasi internal. Padahal, publik menilai bahwa upaya tersebut hanya untuk mengungkap bobroknya sistem investigasi narkoba di Korea Selatan.
"Lee Sun Kyun telah meninggal. Akar masalahnya adalah polisi yang membocorkan informasi dan wartawan yang mempublikasikannya. Rekaman yang tidak relevan dengan kasus ini, kesaksian saksi yang telah diedit, kami perlu mengungkap siapa dalang di balik kebohongan ini," tulis Dispatch.
Mereka pun mengakui adanya peliputan khusus menyangkut kematian Lee Sun Kyun dengan membeberkan investigasi internal polisi, "Setelah kematian Lee Seon Kyun, kami menerbitkan laporan internal polisi. Polisi ingin menyembunyikan laporan ini. Kami harap penggeledahan dan penyitaan ini tidak digunakan untuk menutupi laporan itu."
KOREABOO | DISPATCH | NAVER