Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Padang - Ada yang menarik dalam Festival Pesona Budaya Mentawai 2018 yang berlangsung 1-4 November di Desa Muntei, Siberut Selatan. Salah satu acaranya adalah lomba Ogok Manai yang biasa muncul dalam acara-acara adat Mentawai. Ogok Manai adalah hiasan kepala yang dikenakan perempuan Mentawai terutama di Pulau Siberut saat pesta perkawinan, pesta sikerei, atau pesta biasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Pastor Bernadus Lie, salah seorang dewan juri lomb, Ogok Manai sangat beragam bentuknya di Siberut. Sementara di tiga pulau lainnya seperti Pulau Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan Ogok Manai sudah tidak ada lagi yang menggunakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Ogok Manai yang ditampilkan (dalam lomba) ini masih asli dari daerah masing-masing. Ini menampilkan kekayaan budaya dari seluruh pelosok Siberut yang berbeda-beda,” kata Pastor Bernadus Lie yang lama mengabdi di Mentawai
Ia mengatakan di setiap punen atau pesta, Ogok Manai akan dipasang hingga pesta berakhir. “Yang harus ada dalam ogok mania adalah daun surak atau daun puring., Itu pun bermacam-macam dan penggunaannya juga brbeda-beda. Daun ini diyakini sebagai pendingin.”Festival Mentawai. istimewa
Mari kita lihat beberapa ogok manai yang dikenakan peserta. Misalnya yang dikenakan isteri Maryono Salembeheu, sikerei dari Simatalu, Siberut Barat. Hiasan kepalanya terdiri dari bulu burung kalaba (rangkong) yang dirangkai indah bersama kembang sepatu merah dan bunga putih.
Di lehernya ada kalung manik-manik, di lengannya dihiasi daun surak atau daun puring dan kembang asoka merah. “Ini adalah ogok manai khusus untuk istri sikerei. Ia dikenakan saat ada acara sikerei, seperti pengangkatan sikerei atau ada punen (pesta) yang dilakukan sikerei,” kata Maryono Salembeheu. Penampilan sang isteri dipercantik dengan kain yang berfungsi sebagai rok dan berwarna hijau muda. Pinggangnya dihiasi manik-manik.
Lalu ada Desi Susanti Saguguran. Peserta dari Taileleu Siberut Barat Daya ini memasang ogok manai yang biasa digunakan untuk pesta perkawinan. Ogok manainya terdiri dari rangkaian bunga, bulu ayam, dan manik-manik. Lalu ada tambahan seikat serat halus berwarna kuning panjang yang dibuat dari serat batang totonan atau temulawak sejenis jahe-jahean.
“Ogok Manai yang saya pakain ini untuk pangurejat atau pesta perkawinan, yang kuning ini berasal dari totonan yang diambil seratnya, lalu diwarnai dengan kunyit. Kunyit juga dibalurkan dikulit untuk mendinginkan dan memberi semangat,” kata Desi Susanti.
Ogok Manai yang dipakai peserta lainnya sangat beragam. Kebanyakan yang menggunakan bulu burung, bulu ayam, manik-manik, atau benang wol lalu dilengkapi dengan daun puring. Sebagai pewangi, di punggung digantung sejenis daun kemangi hutan.
FEBRIANTI (Padang)