Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Meski sudah tenar sebagai penyanyi dan manggung di berbagi tempat, penyanyi Edo Kondologit sempat merasa canggung saat menyanyi di Motion Blue Hotel Fairmont, Jakarta.
Yang membuat penyanyi asal Sorong, Papua, ini canggung adalah harus menyanyi bersama grup band legendaries yang sangat disukainya, Black Brothers. “Saya ini grogi mau nyanyi, karena menyanyi bersama idola. Saya nonton mereka waktu SD-SMP,” kata Edo disambut tawa penonton, Kamis malam, 30 Juni 2016.
Edo lantas bercerita, pada 1970-an, dia menonton grup bentukan Andy Ayamiseba itu di satu-satunya televisi yang ditonton beramai-ramai di balai desa setempat. Edo mengaku saat itu sangat menunggu penampilan grup band itu, terutama ketika hari libur atau Ahad. “Wah, rasanya senang sekali, luar biasa mereka bagi kami, bagi Papua,” ucapnya disambut tepuk tangan penonton.
Menurut Edo, kehadiran mereka cukup istimewa. Lirik-lirik lagunya menunjukkan kekritisan mereka pada masa itu. Dia mencontohkan lagu Hari Kiamat, yang menurutnya sangat pas serta kritis terhadap situasi dan kondisi saat itu, menunjukkan ketidakadilan yang terjadi di masyarakat ketika saat itu juga marak lagu-lagu cengeng.
Selain itu, ujar Edo, grup band ini menunjukkan masyarakat Papua juga sejajar dengan masyarakat daerah lain di Indonesia. “Ketika dianggap terbelakang, mereka tunjukkan mereka tampil sejajar.” Black Brothers adalah contoh masyarakat Papua yang mampu unjuk gigi dengan kemampuannya. Dia menyebutkan banyak bibit muda di bidang sepak bola yang juga ikut mengharumkan Indonesia.
Setelah itu, Edo menyanyikan lagu Hari Kiamat, yang menurutnya sangat istimewa. Pada malam itu, lagu ini pun sempat dinyanyikan beberapa kali.
DIAN YULIASTUTI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini