Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Nelayan Tomalou Bergotong Royong Bikin Festival Budaya Maritim

Warga di kampung nelayan Tomalou bergotong royong membuat festival budaya, untuk mengangkat kearifan lokal di bidang kemaritiman.

20 Januari 2020 | 10.32 WIB

Kawan kampung nelayan Tomalou yang bakal jadi tuan rumah Festival Kampung Nelayan Tomalou 2020. Dok. FNKT 2020
Perbesar
Kawan kampung nelayan Tomalou yang bakal jadi tuan rumah Festival Kampung Nelayan Tomalou 2020. Dok. FNKT 2020

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Sofifi Kampung nelayan Tomalou bagi penggiat bahari bukanlah nama yang asing. Desa ini merupakan salah satu sentra komoditas tangkapan laut di Provinsi Maluku Utara. Tapi, bagi yang belum pernah mendengar Desa Nelayan Tomalou, lokasinya berada Kelurahan Tomalou, Tidore Selatan, Kota Tidore Kepulauan. Jaraknya sekitar 28 km dari Kota Sofifi, ibu kota Maluku Utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Budaya maritim di desa nelayan itu begitu kuat. Untuk melestarikannya, warga bergotong-royong menggelat Festival Kampung Nelayan Tomalou (FNKT). Perhelatan itu dilaksanakan Generasi Ngofa se-Dano (anak dan cucu) Kampung Nelayan Tomalou pada 15 - 23 Februari 2020 di Kelurahan Tomalou.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perhelatan gotong royong ini berkolaborasi dengan sejumlah pihak terkait, “FKNT adalah upaya untuk menggugah kembali kearifan dan pengetahuan kemaritiman leluhur Tomalou yang terkenal sebagai nelayan dan pelaut tangguh dengan sejarah panjang kejayaan armada lautnya,” ujar Ketua Panitia Ismanto M. Saleh.

Selain kejayaan maritim, Kampung Nelayan Tomalou menyimpan kekayaan budaya dalam bentuk kearifan lokal dan filosofi hidup. Hal itu mereka warisi dari peradaban Kesultanan Tidore, “Event ini diyakini akan mendorong kreatifitas, inovasi dan produktivitas masyarakat sebagai nelayan modern, sekaligus menggalang kampanye dan gerakan mencintai dan melestarikan sumberdaya kelautan,” imbuh Ismanto.

Lankap Kota Tidore Kepulauan, lokasi kampung nelayan Tomalou yang terkenal dengan nelayan dan pelautnya yang tangguh. Dok. FNKT 2020

Bentuk kegiatan pada FKNT 2020 meliputi ritual Foladomo, pentas kolosal 290 anak nelayan, Tomalou Expo, lomba dayung, renang, memancing, dan lomba permainan anak nelayan. Lalu diadakan pula cerdas cermat nelayan, Pekan Kuliner Serba Ikan, Pentas Budaya Maritim, atraksi Jaga Laut, kampanye sadar sampah/plastik, gerakan bersih pantai, workshop sejarah kampung dan marga, workshop etos nelayan Tomalou, lomba fotografi, lomba menulis puisi nelayan dan lomba cover akustik lagu “Senja di Kampung Nelayan”.

Dari sekian perhelatan, highlight acara ini adalah ritual Foladomo. Foladomo merupakan adat para nelayan di Tomalou saat meluncurkan perahu yang baru dibuat dari galangan ke laut. Prosesi ini memerlukan sejumlah ngale, bahan yang dibutuhkan dalam ritual, mulai dari boso kene (belanga tanah liat) berisi nasi santan, safra (telur goreng) dan telur rebus, hono (mangkuk putih berisi air), goroho paha (minyak wangi racikan) dan lain-lain. Sebelum perahu didorong ke laut, seluruh awak akan berteriak “Greceleeee!”

Atraksi ritual Foladomo diikuti dengan pentas kolosal 290 anak nelayan Tomalou yang akan beratraksi di atas sampan. Mereka juga menari di pesisir Pantai Tomalou yang indah. Pertunjukan yang menghentak ini akan melibatkan anak-anak SMP, SMA dan sejumlah pemuda kampung. Atribut-atribut nelayan seperti dayung dan jala ikan akan digunakan sebagai properti tarian.

Atraksi kolosal ini mengangkat tema “Menjaring Kekuatan di atas Sampan”.  Panggung utama festival berada di bibir pantai, yang juga nanti akan digunakan sebagai area menyantap kuliner lezat berbasis ikan dengan penyajian menggunakan sepe, wadah makanan dari tanah liat, kerajinan terkenal dari Pulau Mare. Panitia juga akan menyiapkan atraksi bakar Sate Tuna sepanjang 500 m berlatar belakang Pulau Mare dan deburan ombak Laut Halmahera.

Suasana kampung nelayan Tomalou. Dok. FNKT 2020

FKNT 2020 rencananya akan dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Gubernur Maluku Utara, Sultan Tidore, Utusan Kedutaan Kerajaan Spanyol di Indonesia, Utusan Kedubes Portugal di Indonesia, Unsur Pimpinan Daerah di Maluku Utara, serta tamu kehormatan lainnya, “Event ini ditargetkan akan dikunjungi 5.000 wisatawan nusantara dan mancanegara,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Maluku Utara M. Buyung Radjiloen.

Mereka terdiri dari jurnalis, fotografer, videographer, vlogger, blogger, divers, komunitas lokal dan nasional, pelaku ekonomi kreatif, akademisi, instansi pemerintah, masyarakat Tidore dan masyarakat Maluku Utara.  

“FKNT 2020 adalah event penting bagi masyarakat Tomalou sebagai langkah strategis percepatan peningkatan ekonomi masyarakat serta sebagai peluang untuk mempromosikan sektor pariwisata di Tidore,” ujar Buyung. Menurutnya, FNKT mampu mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat. Harapannya, FKNT memacu usaha peningkatan ekonomi kreatif masyarakat lokal, yang dikaitkan dengan ketersediaan komoditas perikanan yang melimpah di Tomalou.

Dermaga kampung nelayan Tomalou, salah satu spot atraksi dalam Festival Kampung Nelayan Tomalou 2020. Dok. FNKT 2020

“Acara ini juga sebagai upaya meningkatkan kreativitas pengembangan potensi seni budaya Kota Tidore dan membuka peluang peningkatan ekonomi di bidang kepariwisataan dan industri kecil bidang perikanan,” tutup Buyung.  

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus