Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara Blake Lively menanggapi gugatan yang baru dilayangkan Justin Baldoni terhadap aktris tersebut pada Kamis, 16 Januari 2025. Justin Baldoni menggugat Blake Lively atas tuduhan pencemaran nama baik dan pemerasan, serta menuntut ganti rugi senilai 400 juta dolar AS atau Rp 6,5 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Pengacara Justin Baldoni Janji akan Rilis Bukti Pola Intimidasi dan Ancaman Blake Lively
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut tim kuasa hukum Blake Lively, aktor 40 tahun itu berusaha untuk mengalihkan permasalahan utama, yakni dugaan pelecehan seksual di lokasi syuting film It Ends With Us (2024). Mereka menyebut gugatan baru dari Justin Baldoni, Wayfarer Studios dan rekanannya itu merupakan babak lain dalam catatan pelaku kekerasan.
"Ini adalah kisah lama: Seorang perempuan berbicara dengan bukti konkret pelecehan seksual dan pembalasan dendam, dan pelaku mencoba membalikkan keadaan pada korban," kata tim hukum Blake Lively dalam sebuah pernyataan, dikutip People. "Ini yang disebut para ahli sebagai DARVO. menyangkal, menyerang, membalikkan korban."
Justin Baldoni Dinilai Berusaha Mengalihkan Kasus Pelecehan Seksual
Aktor dan sutradara, Justin Baldoni. Foto: Variety/ Instagram.
Mereka selanjutnya menuduh perusahaan produksi milik Justin Baldoni, Wayfarer Studios, mengajukan gugatan hukum yang tidak berdasar. Tim dari aktor sekaligus sutradara It Ends With Us itu dianggap berupaya menggiring opini sehingga publik tidak menyadari bahwa gugatan baru itu merupakan tindakan balasan terhadap tuduhan pelecehan seksual.
"Mereka mencoba mengalihkan narasi ke Ibu Lively dengan mengklaim secara keliru bahwa dia mengambil alih kendali kreatif dan menjauhkan para pemain dari Tuan Baldoni," ungkap pengacara Blake Lively. "Bukti akan menunjukkan bahwa para pemain dan yang lainnya memiliki pengalaman negatif mereka sendiri dengan Tuan Baldoni dan Wayfarer. Bukti juga akan menunjukkan bahwa Sony meminta Ibu Lively untuk mengawasi pemotongan film Sony, yang kemudian mereka pilih untuk didistribusikan dan sukses besar."
Tim pengacara istri Ryan Reynolds itu juga menuduh Justin Baldoni menanggapi tuduhan pelecehan seksual dari Blake Lively dengan menyalahkan aktris tersebut. "Tanggapan mereka terhadap tuduhan pelecehan seksual: dia menginginkannya, itu salahnya," ujarnya. "Pembenaran mereka atas mengapa ini terjadi padanya: lihat apa yang dia kenakan. Singkatnya, sementara korban berfokus pada pelecehan, pelaku berfokus pada korban. Strategi menyerang perempuan itu putus asa, itu tidak membantah bukti dalam pengaduan Ibu Lively, dan itu akan gagal.”
Justin Baldoni Gugat Balik Blake Lively
Justin Baldoni menggugat balik Blake Lively, Ryan Reynolds, humas mereka Leslie Sloane, dan firma humas Sloane Vision PR, Inc. pada Kamis, 16 Januari 2025. Ia menggugat atas klaim pemerasan perdata, pencemaran nama baik, pelanggaran privasi secara terang-terangan, pelanggaran perjanjian tersirat tentang itikad baik dan perlakuan yang adil, campur tangan yang disengaja terhadap hubungan kontraktual, campur tangan yang disengaja terhadap keuntungan ekonomi yang prospektif, dan campur tangan yang lalai terhadap keuntungan ekonomi yang prospektif. Gugatan itu di ajukan atas nama Justin Baldoni, produser Jamey Heath, humas Jennifer Abel, dan humas krisis Melissa Nathan.
"Gugatan ini adalah tindakan hukum yang didasarkan pada sejumlah besar bukti yang tidak dimanipulasi yang merinci upaya Blake Lively dan timnya yang curang untuk menghancurkan Justin Baldoni, timnya, dan perusahaan mereka masing-masing dengan menyebarkan informasi yang diedit secara kasar, tidak berdasar, baru, dan direkayasa ke media," kata pengacara Justin Baldoni, Bryan Freedman.
Sebelumnya, Blake Lively mengajukan gugatan terhadap Justin Baldoni, produser Jamey Heath, dan humas Melissa Nathan serta Jennifer Abel pada Selasa, 31 Desember 2025. Gugatan tersebut dilayangkan 10 hari setelah pengaduan awal terhadap mereka ke Departemen Hak Sipil California. Blake Lively menuduh mereka mengatur kampanye fitnah media secara diam-diam terhadapnya, sebagai balasan atas pengaduannya tentang dugaan pelecehan seksual di lokasi syuting film tersebut.