Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa hukum aktris Blake Lively menanggapi gugatan yang dilayangkan pihak Justin Baldoni terhadap The New York Times. Pada Selasa, 31 Desember, Baldoni dan sejumlah pihak terkait mengajukan gugatan senilai US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,87 triliun terhadap artikel yang dirilis oleh The New York Times pada 21 Desember. Artikel tersebut memuat tuduhan Lively terhadap Baldoni yang disebut melakukan pelecehan seksual dan kampanye hitam untuk mencemarkan nama baiknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tidak ada dalam gugatan ini dapat mengubah klaim yang telah diajukan oleh Lively dalam pengaduannya ke California Civil Rights Department,” ungkap kuasa hukum Lively dalam pernyataan yang dirilis kepada People. Mereka juga mengimbau publik untuk membaca dokumen gugatan Lively secara utuh sebelum menarik kesimpulan. “Kami siap menanggapi setiap tuduhan dari pihak Wayfarer di pengadilan,” kata dia.
Gugatan Balasan Justin Baldoni dan Tudingan Manipulasi
Pada 31 Desember, pihak Baldoni melayangkan gugatan yang melibatkan Wayfarer Studios dan timnya, menuduh The New York Times melakukan fitnah, invasi privasi, hingga pelanggaran kontrak. Dalam dokumen sepanjang 87 halaman, gugatan itu juga memuat tuduhan terhadap Lively yang disebut sebagai manipulatif dan menggunakan isu pelecehan seksual untuk mengontrol produksi film It Ends with Us.
“Blake Lively menggunakan tuduhan pelecehan seksual sebagai alat untuk membentuk kembali citra publiknya,” demikian bunyi dokumen gugatan Baldoni. Pihaknya mengklaim bahwa Lively berusaha mengalihkan perhatian dari kesalahan pribadi melalui tuduhan yang menurut mereka tidak berdasar.
Gugatan Federal dan Langkah Hukum Blake Lively
Sebagai respons, pada hari yang sama, Lively secara resmi mengajukan gugatan federal terhadap Baldoni, Wayfarer Studios, dan pihak-pihak terkait lainnya. Gugatan ini mengklaim adanya pelanggaran hukum federal dan negara bagian California.
“Wayfarer dan afiliasinya telah melanggar hukum dengan membalas laporan pelecehan seksual yang diajukan oleh Ms. Lively,” ungkap kuasa hukumnya, dilansir dari Daily Mail. Gugatan tersebut diajukan di New York, mereka juga menegaskan siap membawa kasus ini ke yurisdiksi lain bila diperlukan.
Sebelumnya, aktris kawakan yang dikenal lewat serial Gossip Girl (2007) itu melayangkan gugatan pertama pada 20 Desember kepada California Civil Rights Department. Ia menuduh sutradara sekaligus lawan mainnya, Justin Baldoni, melakukan pelecehan seksual dan menciptakan lingkungan kerja yang tak nyaman di lokasi syuting It Ends with Us.
Tanggapan The New York Times
Di tengah sengkarut ini, The New York Times tetap membela laporannya. Danielle Rhoades Ha, juru bicara surat kabar tersebut, menyatakan bahwa artikel yang diterbitkan pada 21 Desember didasarkan pada ribuan dokumen, termasuk pesan teks dan email yang dikutip secara akurat.
“Peran organisasi berita independen adalah mengikuti fakta di mana pun fakta itu membawa. Artikel kami didasarkan pada ribuan dokumen asli, termasuk pesan teks dan email, yang dikutip secara akurat,” ujarnya.
Rhoades juga menyebut bahwa hingga kini, pihak Baldoni dan Wayfarer belum menunjukkan satu pun kesalahan faktual dalam laporan tersebut. “Hingga saat ini, Baldoni dan Wayfarer belum menunjukkan satu pun kesalahan dalam laporan kami,” ujarnya.
Pertemuan Ryan Reynolds dan Tuduhan Tambahan
Selain gugatan hukum, drama ini semakin memanas dengan laporan bahwa Ryan Reynolds, suami Lively, diduga menemui Baldoni di apartemennya di New York. Reynolds disebut menuduh Baldoni melakukan ‘fat shaming’ terhadap Lively di hadapan produser lain. Baldoni mengklaim bahwa pertemuan itu sangat traumatis baginya.
Baldoni, yang tetap membantah semua tuduhan Lively, berencana untuk merilis pesan-pesan pribadi sebagai bukti dalam gugatan berikutnya. Kuasa hukumnya, Bryan Freedman, menyatakan kepada NBC News, “Kami ingin kebenaran terungkap. Semua dokumen akan kami rilis agar publik bisa menilai berdasarkan fakta.”
PEOPLE | DAILY MAIL | NBC NEWS