Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

St Helena, Tempat Pengasingan Terakhir Napoleon Bonaparte

St Helena pulau tempat pengasingan Raja Prancis Napoleon Bonaparte kini membuka diri untuk wisata sejarah dan petualangan.

17 Maret 2020 | 19.47 WIB

Wisata hiking merupakan salah satu kegiatan unggulan di St Helena. Foto: @janine_lessing
Perbesar
Wisata hiking merupakan salah satu kegiatan unggulan di St Helena. Foto: @janine_lessing

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pulau St Helena, pulau di sebelah selatan Samudra Atlantik, 2.800 km sebelah barat pesisir Angola. Pulau ini merupakan wilayah Inggris di Afrika. St Helena mungkin samar-samar di telinga wisatawan, namun di pulau inilah Napoleon Bonaparte diasingkan dan meninggal dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pulau terpencil ini, pada  Oktober 2017, St. Helena memiliki penerbangan komersial pertamanya. Pulau seluas 75 kilometer persegi itu, dapat dicapai dengan penerbangan selama empat jam dari Afrika Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun memiliki bandara, tak semua pilot mampu menerbangi pulau itu. Pulau itu, menurut National Geographic Traveler sangat berangin. Hanya pilot yang berpengalaman bisa mendaratinya. Saat ini, hanya sembilan pilot di dunia yang memenuhi syarat untuk terbang ke St. Helena. "Ini digolongkan sebagai bandara Kategori C — tingkat terberat," kata Jaco Henning, pilot Afrika Selatan tercatat sebafai pilot pertama yang mendarat du ST Helena. 

Meskipun samar-samar di telinga wisatawan dunia, tokoh-tokoh besar pernah tinggal di ST Helena untuk berbagai alasan, seperti Charles Darwin, penjelajah Kapten James Cook, novelis William Thackeray, dan astronom Edmond Halley. Mereka pernah tinggal di pulau itu.

Dan musuh Napoleon, Arthur Wellesley, Duke of Wellington, pada 1805 mengunjungi pulau itu, ketika ia kembali ke Inggris dari India. “Kapal yang membawanya ke pantai terbalik di laut yang membadai. Tiga orang tenggelam,” kata pemandu wisata Basil George, ketika mengantar wisatawan berjalan-jalan di sekitar dermaga ibu kota, Jamestown. “Wellington tidak bisa berenang, tetapi seorang anak lelaki datang untuk menyelamatkannya. Jika dia tidak melakukannya, Pertempuran Waterloo mungkin tidak akan pernah terjadi!"

Jamestown ibu kota Pulau St Helena, kota kecil yang dikepung tebing. Foto: @whatthesaintsdidnext

Sekarang, nasib pulau itu sendiri sedang berubah. "Sebelum Terusan Suez, 30 kapal sehari merapat di sini," kata George. Perdagangan telah meningkat sejak 1657, ketika Oliver Cromwell saat menjabat Lord Protector dari Persemakmuran Inggris, Skotlandia, dan Irlandia menjadi penguasa St Helena. Ia memerintahkan satu peleton tentara Inggris dan petani, tinggal di St Helena, dan menjadikan pulau itu salah satu koloni tertua di Inggris.

Pulau itu menjadi makmur karena perdagangan antara India dan Afrika. Dari perdagangan itu,  mereka membangun benteng, kastil, Gereja St. James, dan perkebunan. Pedagang seperti Solomon dan Thorpes — keduanya masih mengoperasikan toko di Jamestown — mendirikan toko pada 1790-an. 

Tetapi ketika pulau itu beralih dari East India Company ke British Crown pada tahun 1833, “kami menjadi miskin,” kata George, dan keadaan menjadi lebih buruk pada tahun 1869. Kemiskinan membuat penduduk St Helena merantau ke Inggris menjadi pembantu orang-orang kaya di negeri itu.

Pariwisata Menjadi Tumpuan

Kini, petani-petani di St Helena berbisnis di bidang pariwisata. Aaron Legg salah satunya. Ia mengembangkan wisata petualangan dengan menawarkan tur menggunakan kendaraan 4x4 berkeliling di pulau itu. "Saya tidak perlu menunggu tiga minggu untuk klien saya berikutnya," katanya.

St Helena bukanlah tipe pulau seperti Hawaii. Lupakan soal pasir putih dan pohon-pohon palem. St. Helena merupakan pulau bertebing dengan lembah-lembah curam. Pulau itu memiliki hutan-hutan rimbun yang dipenuhi tanaman pakis yang diselimuti kabut. Dan pasir yang membentang di sepanjang lekukan Sandy Bay, adalah pasir pantai berwarna hitam.

Pulau itu tampaknya cocok untuk petualangan. Terdapat 30 spesies ikan endemik di perairannya, dan dari Januari hingga Maret, perairannya dikunjungi hiu paus. Para naturalis dapat berhadapan langsung dengan hewan tertua yang hidup di dunia, seperti kura-kura Jonathan the Giant Tortoise (menetas sekitar tahun 1832) di Plantation House, dan melihat spesies endemik seperti siput wirebird.

Hiking merupakan daya tarik terbesar di pulau itu. Tapi sejarah mengenai Napoleon menjadi pemikat utama wisatawan. Mereka biasanya bertandang ke Longwood House, tempat Napoleon tinggal dari tahun 1815 hingga kematiannya pada tahun 1821.

Wisatawan memberi makan kura-kura raksasa di St Helena. Foto: @foodundglut

Atraksi utama rumah bersejarah itu berupa bak mandi tembaga di mana "kopral kecil" menghabiskan berjam-jam membaca dan menyusun memoarnya. Serta lubang-lubang yang telah ia ukir pada jendela-jendela, untuk memata-matai penjaganya di luar.

Jasad Napoleon dikuburkan di St Helena sampai tahun 1840 – yang juga berjarak kurang dari dua mil dari Longwood House. Selanjutnya pada 1840, kerangka tulangnya dipindahkan ke Paris.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus