Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi dangdut, Anisa Bahar kesal lantaran gagal terbang bersama keponakannya ke luar kota untuk menengok keponakannya yang baru saja lahir. Mereka tak boleh terbang lantaran tidak membawa surat dari RT RW sesuai surat edaran Kementerian Perhubungan yang mengharuskan persyaratan itu di luar kartu vaksinasi dan hasil tes PCR.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
" Ya Allah, tuh lihat ponakanku. Bangun subuh-subuh kita, sudah dari subuh lho kayak gini. Stres ya. Buang duit doang, PCR mahal-mahal, tidur sajalah sudah di bandara," terdengar suara Anisa Bahar dalam video yang diunggah di Instagram Storynya, Sabtu, 24 Juli 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anisa merekam keponakannya, Egyta Bahar tengah tiduran di bangku bandara sambil menunggu dibolehkan terbang. "Mau terbang kayak mau numpang nikah loh, harus ada surat RT RW. Ada-ada aja peraturan makin ribet, PCR aja Rp 1 juta, jam terbang diubah tiga kali, enggak jelas," tulisnya pada layar yang diunggah di Instagram Storynya.
Egyta yang disorot kamera menunjukkan, mereka hanya berbekal kartu vaksinasi dan hasil tes PCR. "Kalau tahu ada surat RT RW bisa disertakan, tapi kalau sekarang diusahakan, waktunya enggak cukup, ketinggalan pesawat kita," kata Egyta.
Anisa Bahar menceritakan kronologi gagal terbang keluar kota untuk menengok keponakannya yang baru lahir karena aturan baru penerbangan. Foto: Instagram Anisa Bahar.
Pemerintah menambah persyaratan terbang sejak 19 hingga 25 Juli melalui surat edaran Kementerian Perhubungan setelah ada penerapan PPKM Darurat yang dilanjutkan dengan PPKM Level 4. Masyarakat tak sekadar membawa hasil tes PCR dan kartu vaksinasi, tapi juga surat dari RT RW. Sebelumnya, selain Anisa Bahar yang mengeluhkan masalah ini, selebgram Gebby Vesta juga mengamuk di bandara. Tapi nasib Gebby lebih beruntung, ia bisa tetap berangkat setelah dianggap terlalu berisik.
Menurut Anisa, mereka memesan tiket sebelum ada aturan baru. Ia tidak mengetahui perubahan itu. "Waktu aku beli kan enggak ada pengumuman ke sana ya, kita enggak tahu dan enggak ada koordinasi juga ke kita secara email atau apa soal persyaratan baru itu. Sekarang aku jadi enggak bisa terbang. Bandara sudah sepi banget, aku terlunta-lunta," ujarnya.
Ibunda Juwita Bahar ini merasa pemerintah begitu mudah mengubah aturan tanpa melakukan sosialisasi terlebih dulu. "Kita masyarakat, rakyat yang jadi korban dengan hal ini. Sudah buang uang, keluargaku terlunta-lunta juga dari Bali mau ke Jambi, enggak bisa terbang juga. Ada yang dari bandara sampai berhari-hari," katanya.
Ia mencontohkan, perubahan jadwal penerbangan juga dialaminya hingga tiga kali. "Tadinya aku fix jam 2 siang, terus mundur lagi jam 11 (malam), eh pengumuman lagi, dapat SMS jam 10 pagi, ternyata sampai di sini tetap enggak bisa berangkat karena satgasnya tidak mau stempel," kata dia.
Di Instagram Storynya, Anisa Bahar menyesalkan uang yang terbuang itu seharusnya bisa dia alihkan untuk membeli vitamin. "Tahu gini mending uang aku beliin vitamin bagi-bagi ke masyarakat," kata dia.