Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pertahanan atau Komisi I DPR bakal mengagendakan pembahasan penyebab ledakan gudang amunisi daerah milik Komando Daerah Militer Jakarta Raya, pada Sabtu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggota Komisi Pertahanan DPR, TB Hasanuddin mengatakan, legislator Senayan akan menguliti peristiwa hingga penyebab ledakan setelah kembali dari masa reses nanti. "Akan dibahas saat rapat dengan Panglima TNI," kata Hasanuddin kepada Tempo, Senin, 1 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam rapat bersama Panglima TNI nanti, Hasanuddin melanjutkan, Komisi Pertahanan bakal mengajukan dan meminta penjelasan Panglima TNI soal relokasi maupun standar operasional prosedur penyimpanan amunisi.
Prosedur penyimpanan amunisi ini, kata politikus PDIP tersebut, amat penting untuk ditinjau, terutama mengenai kelembapan suhu ruang gudang yang berpotensi memantik sumber api. "Alat deteksi seperti alarm kebakaran dan suhu ruang akan dibahas juga," ujarnya.
Begitu pun soal relokasi area gudang, kata Hasanuddin, DPR akan mendukung TNI apabila harus dilakukan upaya pemindahan gudang amunisi agar tidak mendekati area pemukiman masyarakat. "Diajukan saja anggarannya, kami akan prioritaskan," ucap dia.
Adapun DPR akan memasuki masa reses pada 5 April hingga 13 Mei mendatang. Artinya, para legislator akan kembali ke daerah pemilihannya masing-masing dalam kurun waktu sekitar 1 bulan lebih.
Menurut Hasanuddin, meski diagendakan pembahasan bersama Panglima TNI setelah usai masa reses, DPR haqqul yakin jika TNI mampu menangani persoalan ini secara objektif dan presisi. "Karena kalau untuk pembahasan sekaran belum ada rencana dari Komisi," kata dia.
Sabtu lalu, peristiwa kebakaran disertai ledakan melanda gudang amunisi milik TNI Angkatan Darat di wilayah Ciangsana, Kabupaten Bogor. Sebanyak 65 ton peluru yang meledak menyebabkan kebakaran hebat dan kepanikan masyarakat, sebab terdapat selongsong peluru dan granat terlempar ke area pemukiman.
Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto mengatakan, dugaan sementara, penyebab terjadinya ledakan dan kebakaran lantaran disebabkan oleh gesekan amunisi yang kedaluwarsa.
Pada konferensi pers, Ahad lalu di lokasi. Panglima Agus menyebut, jika amunisi yang kedaluwarsa memiliki sifat yang sensitif terhadap panas. "Kalau sudah expired itu relatif sensitif, kena gesekan, kena gerakan, kena panas mudah meledak," kata Agus.
Kendati begitu, ia memastikan jika pemicu sumber ledakan tidak berasal dari adanya hubungan pendek arus listrik. Sebab, menurut dia, aliran listrik juga bersifat sensitif dan dapat memicu terjadinya ledakan. "Di dalam gudang dipastikan steril dari aliran listrik," ujar Agus.