Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengonfirmasi perihal pengamanan seorang warga negara asing oleh dua orang tidak dikenal yang diduga intel saat aksi 'Indonesia Gelap' di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Februari 2025. "Bukan (anggota kami yang mengamankan)," kata Susatyo kepada Tempo melalui pesan singkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lokasi unjuk rasa ini berada di kawasan hukum Jakarta Pusat dan polisi memang mengerahkan personel untuk mengantisipasi kericuhan saat demonstrasi. Mulanya seorang diduga WNA tersebut terlihat memotret aksi Indonesia Gelap menggunakan kamera yang ia bawa sendiri. Tidak lama dari itu, dua orang berbaju hitam yang sebelumnya duduk di pinggiran lokasi aksi membawa paksa WNA tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia dibawa menjauh dari lokasi aksi di sekitar kawasan patung kuda menuju ke arah Balai Kota Jakarta. Dua orang tidak dikenal tersebut juga sempat memaksa agar foto yang telah dipotret oleh WNA tersebut untuk dihapus.
Tempo sempat mencoba mengikuti WNA yang dibawa paksa tersebut. Saat dikonfirmasi, WNA tersebut mengaku bukan berasal dari media ataupun lembaga pers dari luar Indonesia. "No media," katanya saat dikonfirmasi oleh Tempo.
Kedua orang yang membawa paksa WNA tersebut tidak memberikan komentar sepatah kata pun ketika ditanyai oleh Tempo. Mereka terus berjalan dan menyeret WNA tersebut untuk menjauh dari lokasi aksi dan menghalangi publik lainnya untuk mengikuti mereka.
Diketahui hari ini kembali berlangsung aksi unjuk rasa bertajuk ‘Indonesia Gelap’. Aksi demonstrasi tersebut digerakkan oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI.
Aksi hari ini merupakan kelanjutan dari aksi yang sebelumnya sempat dilakukan pada Senin, 17 Februari 2025 lalu. Demonstrasi ini membawa beberapa tuntutan, salah satunya terkait kebijakan pemangkasan anggaran yang dinilai merugikan masyarakat.
Sejumlah media asing melaporkan aksi massa bertajuk "Indonesia Gelap" yang digelar pada Senin, 17 Februari 2025. Mereka menyoroti protes yang dilayangkan mahasiswa Indonesia terhadap rezim Prabowo Subianto yang dianggap mundur dari cita-cita reformasi.
Dalam laporan The Star, media asal Malaysia, unjuk rasa itu digambarkan sebagai bentuk protes rakyat Indonesia terhadap situasi terkini atas kebijakan Prabowo dan mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Ketidakpuasan masyarakat terhadap situasi terkini di Indonesia terwujud dalam sejumlah gerakan yang memprotes kebijakan Presiden Prabowo Subianto dan pendahulunya," kata laporan The Star, Selasa, 18 Februari 2025.
Dalam laporan berjudul "Dark Indonesia’ Protests Erupt Nationwide With Students Taking to Streets" itu The Star menyoroti demonstrasi yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI di Patung Arjuna Wiwaha atau Patung Kuda, kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta.
Lebih lanjut, The Star juga melaporkan protes di media sosial yang melampirkan Garuda dengan latar belakang hitam beserta tagar #IndonesiaGelap.
"Para pengunjuk rasa mengklaim bahwa Indonesia tidak mengalami kemajuan menuju visi Indonesia Emas, tetapi malah menuju kegelapan," tulis The Star.
Vedro Immanuel Girsang berkontribusi dalam penulisan artikel ini.