Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI Herianto merespons sindiran Presiden Prabowo Subianto soal gerakan aksi Indonesia Gelap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Herianto menegaskan bahwa aksi Indonesia Gelap yang dilakukan BEM SI bukan sekadar simbol kemarahan, melainkan bentuk panggilan nurani melihat demokrasi yang menyempit, pendidikan yang makin mahal, ketimpangan ekonomi yang tajam, serta kerusakan lingkungan yang terus dibiarkan. “Kami turun ke jalan bukan karena membenci negara, tapi karena mencintainya,” kata Herianto kepada Tempo, Rabu, 9 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Herianto mengatakan siap berdialog dengan Presiden Prabowo selama dialog digelar terbuka dan jujur. Ia menolak apabila ajakan dialog hanya sebatas pencitraan atau meredam gelombang perlawanan.
“Jangan sampai ruang dialog hanya menjadi ruang monolog kekuasaan,” kata Herianto. “Karena bagi kami, suara mahasiswa bukan suara gaduh, tapi suara nurani bangsa.”
Dalam wawancara dengan enam pemimpin redaksi media nasional di Hambalang, Prabowo mempertanyakan demonstrasi yang terjadi selama ini. Ia mengklaim menghormati hak berdemonstrasi, tetapi ia menduga demonstrasi tersebut dibayar.
“Coba perhatikan secara objektif dan jujur ya, apakah demo-demo itu murni atau ada yang bayar? harus objektif dong, iya kan,” kata Prabowo, seperti dikutip dari kanal YouTube Narasinewsroom.
Najwa Shihab mengizinkan Tempo mengutip wawancara tersebut.
Prabowo mengatakan dirinya menghormati demonstrasi asalkan dilakukan secara damai dan tidak menyulut kerusuhan. Ia justru curiga demonstrasi yang selama ini disetir oleh kekuatan asing.
Presiden Prabowo juga mengaku heran dengan orang yang masih menganggap Indonesia Gelap saat berbicara di hadapan pada pengusaha dan investor di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa, 8 April 2025. “Saya juga heran ada orang yg mengatakan Indonesia gelap. Kalau dia merasa gelap ya itu hak dia. Tapi kalo saya bangun pagi saya lihat indonesia cerah. Iya kan?” kata Prabowo di acara sarasehan ekonomi.
Menurut Prabowo, tidak semua orang menganggap Indonesia gelap. Ia mencontohkan para petani yang gembira dengan kebijakannya yang diklaimnya berhasil meningkatkan produksi pangan. Menurut dia, pemerintah berhasil memotong regulasi yang menyulitkan petani, termasuk memotong distribusi pupuk. “Alhamdulillah pupuk yang tadinya langka, diselundupkan, dikorupsi, sekarang sampai ke desa-desa,” ujar dia.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebut Indonesia memang menghadapi tantangan. Namun, Prabowo menyebut situasinya masih dapat dikendalikan. “Saya sih tidak akan melarang orang untuk selalu memandang kegelapan. Kalau ada orang yang mau liat gelap-gelap ya monggo,” ujarnya.
Indonesia Gelap merupakan tagar yang menjadi trending topic di media sosial X pada Senin, 17 Februari 2025. Tagar Indonesia Gelap yang viral di media sosial X merupakan slogan yang digunakan oleh warganet untuk menyoroti berbagai permasalahan dalam pemerintahan era Presiden Prabowo Subianto-Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Indonesia Gelap kemudian menjadi slogan gerakan protes mahasiswa di Tanah Air. Koordinator BEM Seluruh Indonesia sebelumnya, Satria Naufal, mengatakan bahwa tajuk Indonesia Gelap itu dimaknai sebagai ketakutan warga Indonesia terhadap nasib masa depan bangsa. "Bagi kami, Indonesia Gelap sudah cukup mewakilkan ketakutan, kekhawatiran, serta kesejahteraan warga," kata dia saat dihubungi, Senin, 17 Februari 2025.
Menurut Satria, di bawah kepemimpinan Prabowo, masyarakat justru sering kali dibayangi oleh isu dan kebijakan yang tidak mendukung kepentingan rakyat. BEM SI menggelar aksi besar-besaran bertajuk Indonesia Gelap di depan Istana Negara pada 20 Februari 2025.
Aksi Indonesia Gelap ini digelar bertepatan dengan pelantikan serentak para kepala daerah oleh Presiden Prabowo Subianto.
Novali Panji Nugroho berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Respons Bahlil hingga Zulhas soal Pertemuan Megawati-Prabowo