"Penyerangan dilakukan TNI-Polri pada 29 Maret 2022, membombardir Keneyam dengan menggunakan bom mortir," ujar dia dalam keterangan tertulis pada Senin, 4 April 2022.
Dalam peristiwa itu, kata Sebby, masyarakat di Keneyam dikagetkan oleh suara tembakan dan bom mortir. Menurutnya, manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM mengumumkan berita perang untuk selama satu pekan yaitu dari sejak tanggal 29 Maret-3 April 2022.
"Hal ini kami lakukan karena pekan lalu kami mengalami gangguan jaringan internet selama satu minggu," katanya.
Sebby mengatakan dalam penyerangan itu terdengar suara ledakan bom martir sebanyak 20 kali yang diarahkan ke Markas TPNPB-OPM Alguru dari ujung Bandara Keneyam. Serangan tersebut disebut Sebby dilakukan oleh TNI/Polri dari subuh hingga pukul 15.30.
Akibat dari serangan tersebut Markas TPNPB- OPM Kodap III Ndugama di Alguru jadi telaga lumur. "Dan kami dapat bocoran bahwa besok akan ada serangan dari udara," tutur Sebby.
Selain itu, TPNPB-OPM juga mengklaim bahwa pasukan TNI-Polri menembakan senjata kimia beracun tinggi atau mematikan di perkebunan masyarakat
Nduga. Akibatnya penembakan bahan kimia itu membuat perkebunan warga rusak berat yaitu perkebunan pisang, petatas, rica dan perkampungan menjadi di kolam ikan.
"Kejadian ini terjadi di pinggir kali Keneyam pada tanggal 30 Maret 2022, dan pada hari yang sama di kantor Koramil Nduga terjadi peledakan granat," tutur Sebby.
Namun informasi yang disampaikan TPNPB-OPM dibantah Polda Papua. Menurut Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal, tidak ada penyerangan yang dilakukan TNI-Polri di Nduga. "Tak ada," ujar dia melalui pesan pendek, hari ini.