Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kontak senjata antara TNI dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) kembali terjadi pada Jumat, 22 Maret 2024. Akibatnya,
anggota TNI Praka Wahriadi gugur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sambom mengatakan, kontak senjata itu terjadi di Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua. "Penyerangan dilakukan oleh TPNPB Kodap III Ndugama Derakma dibawah pimpinan Panglima Jenderal Egianus Kogeya dan Komandan Operasi Mayor Pemme Kogeya," kata Sebby melalui keterangan persnya, Sabtu 23 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebby mengklaim, dalam penyerangan itu OPM melukai dua anggota TNI dari Batalyon Infanteri Raider 323/Buaya Putih, satu di antaranya tewas yakni Praka Wahriadi.
"TPNPB Kodap III Ndugama Derakma siap bertanggung jawab atas tewasnya personel TNI Batalyon Infanteri Raider 323 dan sejumlah personel TNI yang mengalami luka tembak dalam serangan tersebut," kata Sebby.
Dalam kesempatan itu, Sebby juga menyampaikan pesan kepada pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan konflik bersenjata di tanah Papua, termasuk pembebasan pilot Susi Air.
"Jika ada niat baik dari Pemerintah Indonesia untuk membebaskan Pilot Philip Mark Marthens, warga negara Selandia Baru, kami siap bebaskan melalui negosiasi internasional," kata Sebby.
Menurut Sebby, TPNPB telah mempunyai garis komando dan dewan diplomatik. Perjuangannya pun bukan untuk meminta uang dan jabatan kepada pemerintah. "Tetapi ini menyangkut hak politik kami yang dirampas oleh negara indonesia melalui agresi militer sejak tahun 1963," kata Sebby.
Tempo telah coba mengkonfirmasi informasi ini melalui Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Nugraha Gumilar, namun hingga berita ini diturunkan belum ada respons.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Pilihan Editor: Pengemudi Pajero yang Seruduk Mobil Towing di Jembatan Tokyo PIK 2 Diduga Mabuk